Jakarta (Antara Bali) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menandatangani nota kesepahaman dengan bank terbesar Korea Selatan Woori Bank untuk mendorong kemitraan serta meningkatkan arus investasi kedua negara.
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Kepala BKPM Franky Sibarani dan Direktur Utama dan CEO Woori Bank Kwang Goo Lee, Jumat (18/12) malam, di Seoul, Korea Selatan, setelah acara The 2nd RI - ROK Joint Comission Meeting (JCM).
Franky melalui keterangan tertulis yang diterima, di Jakarta, Sabtu, mengatakan, kerja sama tersebut memiliki dua tujuan strategis.
"Tujuan pertama adalah meningkatkan penanaman modal langsung atau foreign direct investment (FDI) dari Korea Selatan ke Indonesia dan sebaliknya. Selain itu kerja sama tersebut ditujukan untuk meningkatkan kemitraan antara pelaku usaha Indonesia dan pelaku usaha Korea Selatan," katanya.
Franky menjelaskan, kerja sama peningkatan FDI tersebut menitikberatkan pada peningkatan investasi pada sektor infrastruktur termasuk jalan, sekolah dan rumah sakit serta sektor industri.
Untuk memfasilitasi investor Indonesia yang berminat untuk membangun kegiatan bisnisnya di Korea Selatan, berdasarkan kesepahaman tersebut, maka Woori Bank akan menyediakan berbagai pelayanan.
Layanan itu antara lain kemudahan pembukaan rekening di Korea dan Indonesia, penyetoran dari dana investasi atau pembayaran saham, notifikasi investasi asing atau pendaftaran pendirian usaha, fasilitasi pelanggan lokal termasuk pelayanan "escrow" dan pelayanan terkait initial public offering (IPO).
"Untuk memperluas jaringan dan pasar internasional dan meningkatkan kemampuan teknologi yang dapat diterapkan di dalam negeri untuk kemajuan teknologi industri di Indonesia, pemerintah mendorong pelaku usaha Indonesia untuk mengembangkan usahanya di luar negeri," katanya.
Data BKPM menunjukkan dari tahun 2010 sampai dengan kuartal ketiga 2015, realisasi investasi dari Korea Selatan mencapai hampir 8 miliar dolar AS yang terdiri dari 4.000 proyek di sektor-sektor seperti industri logam, permesinan dan elektronik, industri karet, barang-barang yang terbuat dari karet serta industri plastik, pertambangan, industri kimia dan farmasi.
"Dalam periode tersebut investasi asal Korea Selatan telah menyerap lebih dari 770.000 tenaga kerja di Indonesia," ujarnya.
Woori Bank yang didirikan pada 1899 telah memiliki jaringan yang tersebar di beberapa negara di benua Asia, Australia, Eropa, Amerika dan Afrika.
Sejak tahun 2014, Bank Woori Indonesia, anak perusahaan Woori Bank di Indonesia, melakukan merger dengan Bank Saudara dan berubah nama menjadi Bank Woori Saudara pada tahun 2015. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Kepala BKPM Franky Sibarani dan Direktur Utama dan CEO Woori Bank Kwang Goo Lee, Jumat (18/12) malam, di Seoul, Korea Selatan, setelah acara The 2nd RI - ROK Joint Comission Meeting (JCM).
Franky melalui keterangan tertulis yang diterima, di Jakarta, Sabtu, mengatakan, kerja sama tersebut memiliki dua tujuan strategis.
"Tujuan pertama adalah meningkatkan penanaman modal langsung atau foreign direct investment (FDI) dari Korea Selatan ke Indonesia dan sebaliknya. Selain itu kerja sama tersebut ditujukan untuk meningkatkan kemitraan antara pelaku usaha Indonesia dan pelaku usaha Korea Selatan," katanya.
Franky menjelaskan, kerja sama peningkatan FDI tersebut menitikberatkan pada peningkatan investasi pada sektor infrastruktur termasuk jalan, sekolah dan rumah sakit serta sektor industri.
Untuk memfasilitasi investor Indonesia yang berminat untuk membangun kegiatan bisnisnya di Korea Selatan, berdasarkan kesepahaman tersebut, maka Woori Bank akan menyediakan berbagai pelayanan.
Layanan itu antara lain kemudahan pembukaan rekening di Korea dan Indonesia, penyetoran dari dana investasi atau pembayaran saham, notifikasi investasi asing atau pendaftaran pendirian usaha, fasilitasi pelanggan lokal termasuk pelayanan "escrow" dan pelayanan terkait initial public offering (IPO).
"Untuk memperluas jaringan dan pasar internasional dan meningkatkan kemampuan teknologi yang dapat diterapkan di dalam negeri untuk kemajuan teknologi industri di Indonesia, pemerintah mendorong pelaku usaha Indonesia untuk mengembangkan usahanya di luar negeri," katanya.
Data BKPM menunjukkan dari tahun 2010 sampai dengan kuartal ketiga 2015, realisasi investasi dari Korea Selatan mencapai hampir 8 miliar dolar AS yang terdiri dari 4.000 proyek di sektor-sektor seperti industri logam, permesinan dan elektronik, industri karet, barang-barang yang terbuat dari karet serta industri plastik, pertambangan, industri kimia dan farmasi.
"Dalam periode tersebut investasi asal Korea Selatan telah menyerap lebih dari 770.000 tenaga kerja di Indonesia," ujarnya.
Woori Bank yang didirikan pada 1899 telah memiliki jaringan yang tersebar di beberapa negara di benua Asia, Australia, Eropa, Amerika dan Afrika.
Sejak tahun 2014, Bank Woori Indonesia, anak perusahaan Woori Bank di Indonesia, melakukan merger dengan Bank Saudara dan berubah nama menjadi Bank Woori Saudara pada tahun 2015. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015