Kuta (Antara Bali) - Sejumlah wisatawan domestik yang tengah berlibur di Pantai Kuta, Bali, merasa tidak nyaman pascabentrok di Lapas Kerobokan yang melibatkan dua organisasi kemasyarakatan di Denpasar.
"Sangat disesalkan karena bentrokan itu memengaruhi pariwisata. Suasana jadi mencekam," kata wisatawan dari Bogor, Netin Widaningsih ditemui di Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Sabtu.
Ia mengaku membatasi ruang gerak wisatanya dengan menjauhi jalur yang dianggap rawan keributan seperi di kawasan Kerobokan dan Denpasar.
Menurut dia, aktivitas wisatanya terpaksa dilakukan di sekitar Pantai Kuta saja dan tidak berniat melewati Denpasar.
Hal senada juga diungkapkan Hilda, wisatawan dari Jakarta yang mengaku was-was apabila terjadi bentrokan susulan.
"Saya jadi was-was kalau mau bepergian padahal lagi liburan. Saya tidak mau keluar malam takut ada bentrokan," ucap wanita berkacamata itu.
Ia mengaku prihatin, Bali yang dipilih untuk berlibur karena dikenal nyaman dan aman, kini malah sudah berubah akibat bentrok berdarah itu.
Sebelumnya pada Kamis (17/12) bentrok antarnarapidana terjadi di dalam lapas terbesar di Denpasar itu.
Narapidana yang bentrok tersebut diduga merupakan anggota dari dua ormas besar yang memang sempat bersiteru.
Bentrokan tak hanya di dalam "hotel prodeo" itu namun malah meluas hingga keluar lapas.
Keributan kemudian meluas di Jalan Teuku Umar Denpasar karena beberapa anggota ormas melihat anggota ormas lain dan terjadi pembunuhan.
Akibat dari dua peristiwa bentrok itu, empat orang meninggal dunia masing-masing dua di dalam lapas dan dua lainnya di Jalan Teuku Umar.
Belasan anggota ormas dari dua belah pihak juga mengalami luka-luka dan sejumlah narapidana dipindahkan ke sejumlah lapas lain di Bali. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Sangat disesalkan karena bentrokan itu memengaruhi pariwisata. Suasana jadi mencekam," kata wisatawan dari Bogor, Netin Widaningsih ditemui di Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Sabtu.
Ia mengaku membatasi ruang gerak wisatanya dengan menjauhi jalur yang dianggap rawan keributan seperi di kawasan Kerobokan dan Denpasar.
Menurut dia, aktivitas wisatanya terpaksa dilakukan di sekitar Pantai Kuta saja dan tidak berniat melewati Denpasar.
Hal senada juga diungkapkan Hilda, wisatawan dari Jakarta yang mengaku was-was apabila terjadi bentrokan susulan.
"Saya jadi was-was kalau mau bepergian padahal lagi liburan. Saya tidak mau keluar malam takut ada bentrokan," ucap wanita berkacamata itu.
Ia mengaku prihatin, Bali yang dipilih untuk berlibur karena dikenal nyaman dan aman, kini malah sudah berubah akibat bentrok berdarah itu.
Sebelumnya pada Kamis (17/12) bentrok antarnarapidana terjadi di dalam lapas terbesar di Denpasar itu.
Narapidana yang bentrok tersebut diduga merupakan anggota dari dua ormas besar yang memang sempat bersiteru.
Bentrokan tak hanya di dalam "hotel prodeo" itu namun malah meluas hingga keluar lapas.
Keributan kemudian meluas di Jalan Teuku Umar Denpasar karena beberapa anggota ormas melihat anggota ormas lain dan terjadi pembunuhan.
Akibat dari dua peristiwa bentrok itu, empat orang meninggal dunia masing-masing dua di dalam lapas dan dua lainnya di Jalan Teuku Umar.
Belasan anggota ormas dari dua belah pihak juga mengalami luka-luka dan sejumlah narapidana dipindahkan ke sejumlah lapas lain di Bali. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015