Tabanan (Antara Bali) - Penjabat Bupati Tabanan I Wayan Sugiada melakukan kegiatan ritual "Mulang Pekelem" di Pura Luhur Pekendungan untuk memohon yang kepada yang mahakuasa agar pembangunan bidang pertanian di daerah itu berhasil.
"Melalui kegiatan ritual yang digelar secara berkesinambungan setiap tahun diharapkan mampu `mengajegkan` Tabanan tetap sebagai lumbung beras di Pulau Dewata," kata Penjabat Bupati Tabanan I Wayan Sugiada, Kamis.
Kegiatan ritual tersebut digelar pemerintah kabupaten setempat juga ditujukan untuk mengantisipasi kekeringan yang melanda di Tabanan dan Bali pada umumnya.
Kegiatan ritual yang digelar bertepatan dengan "Tilem Keenem, Wrespati Wuku Landep" juga dihadiri tokoh masyarakat setempat Ida Cokorda Anglurah Tabanan, Sekda Tabanan I Nyoman Wirna Ariwangsa, Kepala Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Kabupaten Tabanan Nyoman Sudarma dan Kabag Humas dan Protokol Kabupaten Tabanan I Putu Dian Setiawan.
Kepala Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Kabupaten Tabanan Nyoman Sudarma mengatakan, ritual "mulang pekelem" merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam memajukan pertanian di Tabanan.
Selain berbagai program pertanian yang dimiliki pemerintah, mengingat Kabupaten Tabanan, sebagian besar masyarakatnya bergerak di sektor pertanian.
"Kami berharap dengan kegiatan secara niskala ini, mampu menolong petani dalam menghadapi krisis air di musim kemarau ini," harapnya.
Ia menambahkan, pemerintah kabupaten akan selalu mendukung berbagai kegiatan yang dilaksanakan petani, sehingga mampu meringankan beban petani dalam melaksanakan kewajibannya.
Kegiatan secara nyata dan tidak nyata (skala dan niskala) yang berkaitan dengan rangkaian kegiatan subak dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
Tidak hanya pemerintah, namun memajukan pertanian di Tabanan menjadi tanggung jawab semua pihak. "Saya berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilanjutkan. Tidak hanya pemerintah saja, namun juga menjadi tanggung jawab semua pihak," ungkapnya.
Sebelum dilsaksanakan upacara "mulang pekelem", diawali dengan persembahyangan bersama di Pura Luhur Pekendungan dan diakhiri dengan "mulang pekelem" berupa kambing hitam, itik dan ayam. Ritual tersebut dipimpin Ida Peranda Griya Pejaten dari Kediri, Tabanan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Melalui kegiatan ritual yang digelar secara berkesinambungan setiap tahun diharapkan mampu `mengajegkan` Tabanan tetap sebagai lumbung beras di Pulau Dewata," kata Penjabat Bupati Tabanan I Wayan Sugiada, Kamis.
Kegiatan ritual tersebut digelar pemerintah kabupaten setempat juga ditujukan untuk mengantisipasi kekeringan yang melanda di Tabanan dan Bali pada umumnya.
Kegiatan ritual yang digelar bertepatan dengan "Tilem Keenem, Wrespati Wuku Landep" juga dihadiri tokoh masyarakat setempat Ida Cokorda Anglurah Tabanan, Sekda Tabanan I Nyoman Wirna Ariwangsa, Kepala Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Kabupaten Tabanan Nyoman Sudarma dan Kabag Humas dan Protokol Kabupaten Tabanan I Putu Dian Setiawan.
Kepala Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Kabupaten Tabanan Nyoman Sudarma mengatakan, ritual "mulang pekelem" merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam memajukan pertanian di Tabanan.
Selain berbagai program pertanian yang dimiliki pemerintah, mengingat Kabupaten Tabanan, sebagian besar masyarakatnya bergerak di sektor pertanian.
"Kami berharap dengan kegiatan secara niskala ini, mampu menolong petani dalam menghadapi krisis air di musim kemarau ini," harapnya.
Ia menambahkan, pemerintah kabupaten akan selalu mendukung berbagai kegiatan yang dilaksanakan petani, sehingga mampu meringankan beban petani dalam melaksanakan kewajibannya.
Kegiatan secara nyata dan tidak nyata (skala dan niskala) yang berkaitan dengan rangkaian kegiatan subak dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
Tidak hanya pemerintah, namun memajukan pertanian di Tabanan menjadi tanggung jawab semua pihak. "Saya berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilanjutkan. Tidak hanya pemerintah saja, namun juga menjadi tanggung jawab semua pihak," ungkapnya.
Sebelum dilsaksanakan upacara "mulang pekelem", diawali dengan persembahyangan bersama di Pura Luhur Pekendungan dan diakhiri dengan "mulang pekelem" berupa kambing hitam, itik dan ayam. Ritual tersebut dipimpin Ida Peranda Griya Pejaten dari Kediri, Tabanan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015