Gianyar (Antara Bali) - Bursa Efek Indonesia Denpasar, Bali, mencatat pertumbuhan investor pasar modal di Pulau Dewata melonjak 1.311 orang hingga Oktober 2015.

"Pertumbuhan investor saham pasar modal hingga Oktober 2015 mencapai sekitar 7.583 orang atau melonjak dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 6.272 orang," kata Ketua BEI Denpasar I Gusti Agung Alit Nityaryana di Gianyar, Bali, Kamis.

Padahal, kata dia, BEI Denpasar sebelumnya menargetkan pertumbuhan investor pasar modal 2015 hanya 1.000 orang.

Sejak 2013, jumlah investor yang paling banyak di Bali yakni di Denpasar hingga Oktober 2015 ini mencapai 4.951 disusul Kabupaten Badung mencapai 1.184 orang. Sedangkan di daerah lainnya rata-rata masih dibawah 200-300 orang.

Meski mengalami peningkatan, namun total investor yang mencapai 7.583 orang itu dinilai masih rendah atau hanya sekitar 0,18 persen dibandingkan jumlah penduduk di Bali yang mencapai sekitar empat juta orang.

"Literasi pasar modal di Bali menjadi catatan garis merah yang perlu dibenahi tidak hanya nasional tetapi juga di Bali" katanya.

Saat ini, pihaknya berupaya menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada mahasiswa dengan mendirikan galeri BEI di sejumlah perguruan tinggi termasuk menyentuh kalangan birokrat pada pemerintahan kabupaten/kota maupun Pemerintah Provinsi Bali.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mengapresiasi peningkatan pertumbuhan invesor pasar modal dari yang sebelumnya mencapai sekitar 0,01 persen pada penelitian tahun 2013 dan kini naik menjadi 0,18 persen.

Namun OJK mengharapkan jumlah tersebut masih bisa ditingkatkan karena pasar modal menjadi alternatif investasi karena dinilai sangat menguntungkan.

"Investor pasar modal di Bali relatif sedikit. Padahal kalau kita bertransaksi di pasar modal sangat bagus dan menguntungkan. Ini perlu diperbaharui dan ditingkatkan literasi kepada masyarakat," kata Kepala OJK Bali, Zulmi.

Masih minimnya pelaku pasar modal di Pulau Dewata itu, menurut dia, salah satunya disebabkan karena masih minimnya tingkat literasi terkait pasar modal kepada berbagai kalangan masyarakat mulai dari pelajar dan mahasiswa, pelaku usaha hingga masyarakat umum lainnya.

Direktur Pengaturan Pasar Modal OJK, Gonthor R Aziz menambahkan bahwa tak hanya di Bali, secara nasional indeks literasi pasar modal juga masih rendah yakni hanya sekitar empat persen dari survei yang melibatkan delapan ribu orang responden dari 20 provinsi di Tanah Air.

"Bahkan responden yang tahu pasar modal itu baru menggunakan sebagai investasi juga rendah yakni tidak sampai satu persen," katanya.

Padahal, lanjut dia, hingga 8 Desember 2015, total nilai transaksi per hari di BEI rata-rata mencapai sekitar Rp5,5 triliun dengan daftar perusahaan yang berkecimpung mencapai 518 perusahaan.

Perusahaan tersebut, ungkap Gonthor, telah memanfaatkan pasar modal sebagai salah satu sumber pembiayaan dengan nilai yang mencapai sekitar Rp4.726 triliun. (NWD)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015