Singaraja (Antara Bali) - Dinas Sosial Kabupaten Buleleng, Bali mengintensifkan program penertiban gelandangan pengemis (gepeng) untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat menjelang akhir tahun 2015.

"Pengalaman sebelumnya, menjelang akhir tahun `gepeng` selalu ramai datang ke wilayah Kota Singaraja," kata Kadinsos Buleleng, Gede Komang di Singaraja, Senin.

Menurut dia, pihaknya telah berkordinasi menjaga ketertiban dan wajah Kota Singaraja dengan bupati dan wakil bupati Buleleng, pasalnya kesempatan tersebut digunakan untuk meraih rejeki dengan meminta-minta di tempat umum dan dikhawatirkan menganggu masyarakat secara tidak langsung.

"Pak Bupati sudah mengimbau supaya ketertiban umum dan ketertiban masyarakat di Buleleng tidak terganggu ulah dari gepeng atau gelandangan pengemis di jalanan," katanya.

Untuk itu, kata dia, Dinsos Buleleng akan melibatkan tim yustisi dan tim yang lebih besar yang nanti akan bertindak mengatasi gepeng di jalanan.

Dipaparkan, berdasarkan pengalaman beberapa tahun terakhir juga dijalin kerrja sama dengan Sat Pol PP Buleleng dimana rutin melakukan sidak khususnya di wilayah keramaian dan disinyalir sebagai lahan basah meminta-minta.

Ia menambahkan, gepeng di Singaraja umumnya tersebar di beberapa titik yakni, Pasar Anyar Singaraja, Taman Kota, SPBU Anturan, DTW Lovina, hingga dipusat keramaian segitiga emas pertigaan Kota Seririt.

"Wilayah yang dapat diamankan seperti Taman Kota Singaraja, dan tempat-tempat umum lain di Buleleng. Gepeng ini ditertibakan supaya tidak menganggu masyarakat, ketika mau berbelanja atau berekreasi. Kalau banyak gepeng di kota, kan ini akan merusak wajah kota. Kami dan Satpol PP Buleleng, akan gencarkan ketertiban di masyarakat," ucap dia.

Sementara itu, jika ternyata banyak ditemukan gepeng anak-anak di bawah umur dan orangtua paruhbaya, mereka ditangkap dan ditampung untuk berikutnya dipulangkan ke daerah asalnya.

"Selanjutnya, kami akan tampung mereka di kantor Dinsos Buleleng. Walaupun kami belum memiliki rumah singgah, untuk tempat penampungan. Itu akan kami koordinasikan ke Panti Asuhan terdekat, mereka yang terjaring akan juga diberi pembinaan," tambah Gede Komang asal Desa Tejakula ini.

Selain itu, Dinsos Buleleng mencatat selama periode Agustus - September 2015 terjadi 30 orang tangkapan gepeng sedangkan pada November dan awal Desember, belum ada temuan.

Gede Komang mengakui apabila komunikasi kepada Dinsos Karangasem telah dilakukan sejak lama. Namun, berulang kali pula gepeng muncul di Buleleng, notabene berasal dari Desa Munti Gunung, Karangasem.

"Kami berulang kali telah melakukan koordinasi bersama Dinsos Kabupaten Karangasem, tapi berkali-kali berbicara penanganan gepeng. Tampaknya Dinsos Karangsem, juga merasa berat. Proyek percontohan pemberdayaan dan pembinaan gepeng dilakukan tidak berhasil, sampai kemudian gepeng-gepeng malah kembali ke daerah Kabupaten Buleleng," paparnya. (NWD)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015