Denpasar (Antara Bali) - Subsektor tanaman pangan yang meliputi padi dan palawija (NTP-P) di Bali perannya meningkat dalam pembentukan nilai tukar petani (NTP) sebesar 0,47 persen dari 100,61 persen pada Oktober 2015 menjadi 101,08 persen pada November 2015.

"NTP-P itu berada sedikit di atas angka 100 yang menunjukkan bahwa sektor pertanian tanaman pangan masih lebih besar pengeluaran untuk konsumsi dan usaha produksi pertanian dibandingkan dengan hasil yang diterima," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Minggu.

Ia mengatakan, indeks harga yang diterima petani (lt) pada subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,90 persen. Kenaikan itu terjadi pada kelompok padi sebesar 0,57 persen dan palawija 1,81 persen.

Pada sisi lain indeks harga yang dibayar petani (lb) tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani dipengaruhi oleh naiknya indeks harga konsumsi rumah tangga (IHKP) sebesar 0,47 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,20 persen.

Harga gabah kering panen (GKP) pada tingkat petani di Bali pada bulan November 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,25 persen, dibandingkan bulan sebelumnya Oktober 2015.

Demikian juga harga gabah di tingkat penggilingan naik sebesar 0,39 persen. Harga gabah tersebut jauh di atas harga patokan pemerintah (HPP) yakni ditingkat petani sebesar Rp4.654.41 per kilogram dan ditingkat penggilingan Rp4.727,68 per kilogram.

Panasunan Siregar menjelaskan, subsektor tanaman pangan merupakan salah satu dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali yang terdiri atas dua subsektor mengalami penurunan dan tiga subsektor mengalami kenaikan.

Tiga subsektor yang mengalami kenaikan selain subsektor tanaman pangan juga hortikultura 1,04 persen dan tanaman perkebunan rakyat 0,93 persen.

Sedangkan dua subsektor yang mengalami penurunan terdiri atas subsektor peternakan 0,16 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,41 persen, ujar Panasunan Siregar. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015