Jakarta (Antara Bali) - Pengusaha rokok dan perbankan Budi dan Michael Hartono masih berada di peringkat pertama orang terkaya Indonesia selama tujuh tahun berturut-turut senilai 15,4 miliar dolar AS walaupun nilai tukar rupiah sedang melemah.

Selama dua tahun terakhir kekayaan sejumlah orang terkaya di Indonesia menurun akibat melemahnya nilai tukar rupiah serta  menurunnya harga minyak sawit dan batu bara, demikian penjelasan Penasihat Redaksi Forbes, Justin Doebele yang diterima di Jakarta, Jumat.

Berdasarkan daftar orang terkaya versi Forbes, total 50 orang terkaya di Indonesia mengalami penurunan sebesar sembilan persen atau sekitar  sembilan miliar dolar.

"Tahun ini merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia dan penurunan nilai kekayaan dari orang terkaya di Indonesia mencerminkan realitas yang terjadi," ujar Justin Doebele.

Orang-orang terkaya lainnya di Indonesia antara lain pengusaha rokok Susilo Wonowidjojo dengan nilai kekayaan sebesar 5,5 miliar dolar, Anthoni Salim dengan kekayaan sebesar 5,4 miliar dolar. Salim Grup telah membeli 34 persen saham di perusahaan pengelolaan gula Filipina, Roxas Holdings Inc serta Goodman Fielder sebesar satu miliar dolar.

Enam pebisinis yang kehilangan status sebagai miliarder antara lain, Edwin Soeryadjaya memiliki 60 persen saham di perusahaan publik Saratoga Investama Soedaya yang bergerak di bidang investasi batu bara, minyak dan gas serta kelapa sawit dengan kekayaan 930 juta dolar. Sedangkan Sukanto Tanoto dengan kekayaan 880 juta dolar.

Terdapat dua orang kaya baru tahun ini, yaitu Osbert Lyman dari Grup Lyman, berada di peringkat 43 dengan kekayaan 600 juta dolar dan Iwan Lukmianto pemimpin Grup Sritex, perusahaan tekstil terpadu terbesar se-Asia Tenggara yang berada di peringkat 45 dengan kekayaan 540 juta dolar. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015