Denpasar (Antara Bali) - Kemajuan perekonomian di Kota Denpasar tidak saja membawa dampak positif bagi pembangunan, namun juga membawa berbagai permasalahan sosial, salah satunya masalah kemiskinan.

"Untuk mengatasi masalah sosial tersebut, maka harus dilakukan upaya penurunan angka kemiskinan, yakni dengan program-program sinergitas yang dilakukan Pemkot Denpasar bersama masyarakat dalam mewujudkan peluang usaha guna meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin (RTM)," kata Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa M.Si, seorang Tim Ahli Pemerintah Kota Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan di hadapan peserta seminar sehari itu, bahwa untuk menurunkan angka kemiskinan cukup berat, karena penduduk perkotaan adalah heterogen. Dan mereka ke kota juga banyak tidak memiliki kemampuan (skill) yang semestinya dibutuhkan sebagai masyarakat perkotaan.

"Ke depan untuk mencarikan jalan keluarnya terus akan menghadapi kendala, bahkan kecenderungan angka kemiskinan berada di perkotaan," ujarnya.

Dikatakan seminar sehari tersebut juga membahas hasil penelitian untuk mengetahui persepsi penduduk miskin yang entas dari kemiskinan beserta faktor penentunya. Pembahasan dengan mengambil langkah penelitian lewat populasi dan sampel RTM yang ada di empat kecamatan se-Kota Denpasar dengan data-data jumlah kemiskinan yang entas dari dua tahun lalu.

Nurjana Yasa mengatakan tahapan pengumpulan data tersebut melalui pengumpulan data sekunder yang berasal dari sumber sekunder terkait dengan perkembangan penduduk dalam kategori rumah tangga miskin.

Hal itu juga tidak terlepas dari kinerja perekonomian Kota Denpasar dan juga tahap awal terkait dengan kearifan lokal berkaitan dengan kesejahteraan.

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat melihat kinerja ekonomi Kota Denpasar secara makro kondusif menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Sesuai hasil survei sosial ekonomi nasional (SUSENAS) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 dengan indeks kebahagian RTM dan rumah tangga yang telah entas dari kemiskinan sebesar 60,9 lebih rendah dari indeks kebahagian penduduk daerah perkotaan.

Sementara Kepala BPM PD Kota Denpasar Made Mertajaya mengatakan pemantauan menjadi salah satu program yang sangat dibutuhkan sebagai pedoman dalam penetapan data base kemiskinan di Kota Denpasar tahun 2015.

Ia mengatakan mengacu dari data perkembangan RTM di tahun 2014 tercatat 6.962 orang di Kota Denpasar. Dengan angka ini mengalami penurunan dari tahun 2013 yang tercatat sebanyak 7.652 orang yang tersebar di empat kecamatan di Kota Denpasar.

Mertajaya menjelaskan dalam kegiatan pemantauan (monetoring) yang telah dilaksanakan secara rutin ini perkembangan jumlah RTM dari tahun 2010 hingga 2014 mengalami penurunan. Pada Tahun 2010 terdapat 11.423 orang, tahun 2011 tercatat 10.116 jiwa, tahun 2012 tercatat 8.181 jiwa, tahun 2013 tercatat 7.652 dan data terakhir di tahun 2014 sebanyak 6.962 jiwa.

"Penurunan ini, tak terlepas dari program Pemkot Denpasar dengan melaksanakan berbagai program pembangunan untuk kemanfaatan masyarakat," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015