Amlapura (Antara Bali)- Pemerintah Kabupaten Karangasem, Bali, kembali menerima penghargaan Adipura 2015 bersama 69 kabupaten/kota se-Indonesia, sebagai apreasiasi atas kinerja dalam pengelolaan lingkungan hidup perkotaan selama periode 2014-2015.
   
Sebelumnya Kabupaten Karangasem telah delapan kali berturut-turut meraih penghargaan Tropi Adipura sebagai kota kecil terbersih se-Indonesia. Kali ini, Kabupaten Karangasem hanya bisa meraih Sertifikat Adipura tahun 2015.
   
Sertifikat Adipura tahun 2015 diserahkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Dr Ir Siti Nurbaya Bakar MSc. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) I Komang Agus Sukasena SIP didampingi Sekretaris Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) I Made Adi Susila, menerima sertifikat itu untuk mewakili Bupati Karangasem, Senin (23/11).
   
Penyerahan itu dilakukan di Hotel Bidakara, Jakarta,  yang dibuka langsung Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla, dihadiri Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, serta para Bupati serta Walikota penerima Piala Adipura, Sertifikat Adipura dan Plakat Adipura dari seluruh
Indonesia.
   
Kepala BLH Agus Sukasena saat dikonfirmasi, Selasa, mengatakan, penghargaan Adipura 2015 bagi kabupaten/kota se-Indonesia dengan kriteria Anugerah Adipura Kencana diperoleh tiga kota, Anugerah Adipura diperoleh 65 kota, Sertifikat Adipura diperoleh 69 kota dan Plakat Adipura diperoleh 18 kota.     

"Peraih penghargaan Adipura dari sembilan kabupaten/kota se-Bali, untuk kategori kota besar diwakili kota Denpasar yang meraih Tropi Adipura. Sedangkan kabupaten lainnya masuk kategori kota kecil, di mana hanya Kabupaten Karangasem dan Jembrana yang meraih penghargaan berupa Sertifikat Adipura," kata Agus.
   
Agus menekankan bahwa meski hanya menerima Sertifikat Adipura, namun tak perlu berkecil hati. Penghargaan yang diberikan pemerintah pusat, merupakan bentuk apresiasi dan penghargaan kepada pemerintah dan seluruh masyarakat Kota Karangasem, atas kerja keras dan usaha dalam menjaga kebersihan lingkungan.
   
"Turunnya bentuk penghargaan, kalau dulu Tropi Adipura sekarang hanya Sertipikat Adipura, dikarenakan kriteria atau indikator penilaian Adipura di tahun 2015 mengalami perubahan. Bobot penilaian terbesar yang dulunya ada pada indikator kebersihan, digeser ke pemberdayaan atau partisipasi masyarakat dengan bobot nilai 10 (sebelumnya bobot nilai 3). Pergeseran ini mempengaruhi keseluruhan nilai untuk Kabupaten Karangasem," ucap dia.
   
Dia melanjutkan, saat ini pola pengelolaan sampah di wilayah perkotaan masih memakai pola kumpul-angkut-buang. Artinya peran terbanyak masih berada pada pemerintah  atau DKP. Partisipasi masyarakat baik perorangan maupun dalam komunitas lingkungan, belum berperan aktif secara maksimal. Mulai dari
pemilahan sampah dan mengolah sampah organik di tingkat rumah tangga, serta pengolahan anorganik di tingkat lingkungan perumahan. Misalnya, dengan cara mengaktifkan kelompok pengelola sampah, bank sampah, pengepul rongsokan, dan lainnya. Belum maksimalnya kondisi inilah, yang mengurangi nilai perolehan untuk meraih Tropi Adipura di tahun 2015.
   
"Adapun langkah-langkah yang sudah diupayakan Pemerintah Kabupaten Karangasem untuk membangun partisipasi masyarakat, adalah melalui program pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Salah satunya melalui program Kegiatan Pengelolaan Sampah Mandiri  atau Kepel Sari. Program ini sudah diterapkan di lingkungan Perumahan Taman Asri Subagan. Dan Program Kepel Sari kita padukan dengan Program Rumah Pangan Lestari dari kantor Ketahanan Pangan," ucap dia.
   
Sementara itu, Penjabat Bupati Karangasem Ida Bagus Ngurah Arda ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya, setelah usai mengadakan pertemuan dengan Kadis DKP Made Suama dan Kepala BLH Agus Sukasena, mengatakan, pihaknya mengapresiasi dan tetap bersyukur  dengan apapun bentuk penghargaan yang diberikan pusat pada pemerintah daerah.
   
"Penghargaan itu adalah milik seluruh elemen masyarakat Karangasem, yang menjadi motivasi bagi kita semua. Harapannya agar ke depan nanti pengelolaan lingkungan hidup di Kota Karangasem dapat terus kita tingkatkan. Kami harap pula peran serta masyarakat Karangasem untuk ikut membantu Pemerintah
Kabupaten Karangasem dalam menciptakan kondisi lingkungan yang sehat, asri dan nyaman. Masyarakat tidak mungkin seterusnya membebankan permasalahan pengelolaan sampah kepada pemerintah, khususnya DKP Karangasem," kata dia.
   
Permasalahan sampah akan semakin kompleks seiring pertumbuhan penduduk. Bila masyarakat tidak ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungannya melalui pengelolaan sampah mandiri dengan pemanfaatan bank sampah yang ada serta tidak mengelola sendiri sampah organik dan nonorganik, maka nanti akan muncul
permasalahan yang berkaitan dengan keterbatasan lahan tempat pembuangan akhir (TPA), sarana angkutan, dan beban operasional pengelolaan sampah itu sendiri.
   
"Maka dari itu, peran masyarakat sangat penting untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sehat, asri dan nyaman. Yang terpenting lagi, bagaimana agar seluruh masyarakat kota Karangasem senantiasa menerapkan budaya bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.  Setelah ini terwujud, niscaya Tropi Adipura
akan kembali kita peroleh," ujar Ida Bagus Ngurah Arda. (ADV).

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015