Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan gelar pahlawan nasional kepada lima tokoh yang telah dianggap berjasa besar bagi Bangsa Indonesia, Kamis.

Pemberian gelar pahlawan ini berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK/ Tahun 2015.

Kelima tokoh yang mendapat gelar pahlawan nasional oleh Presiden Jokowi diantaranya Almarhum Bernard Wilhem Lapian (Tokoh Provinsi Sumatera Utara), Almarmum Mas Isman (Tokoh Provinsi Jawa Timur), dan Almarhun Komjen (Pol) Dr H Moehammad Jasin (Tokoh Jawa Timur), almarhum I Gusti Ngurah Made Agung (Tokoh Provinsi Bali) dan Almarhum Ki Bagus Hadikusumo (Tokoh Muhammadiyah dari Provinsi Yogyakarta).

Pemberian gelar pahlawan nasional dilaksanakan di Istana Negara oleh Presiden Jokowi yang diwakili oleh ahli waris masing-masing..

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan pertimbangan pemberian gelar pahlawan ini diusulkan Tim Peneliti, Pengkaji Gelar kabupaten/kota dan ke Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Provinsi dan baru Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP).

"Mereka melakukan berbagai macam verifikasi, karena sebagian besar adalah para sejarawan dan akademisi, maka diputuskannlah waktu itu ada 13 nama dan diserahkan kepada Dewan Gelar," kata Khofifah.

Mensos mengatakan Dewan Gelar yang diketuai Ryamizard Ryacudu memutuskan untuk tahun ini penganugerahan pahlawan kepada empat dari TP2GP 2015 dan satu dari tim dewan gelar yang dulu memang sudah pernah menyepakati Ki Bagus Hadikusumo.

"Sehingga lima (tokoh) yang hari ini mendapatkan gelar pahlawan nasional dari Presiden," kata Khofifah.

Gelar pahlawan diberikan kepada Almarhum Benhard Wilhem Lapian yang merupakan sosok yang ikut merebut kekuasaan dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, terutama terlibat aktif dalam peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946.

Peristiwa heroik merebut tangsi militer Belanda di Teling Manado itu dilakukan para pemuda dipimpin bawah komando Letkol CH Taulu, Serda SD Wuisan, Bernhard Wilhem Lapian yang merobek Bendera Belanda bagian birunya sehingga bendera Merah Putih berkibar.

Almarhum Mas Isman diketahui sebagai pendiri Kosgoro, yang merupakan salah satu pendiri partai Golkar.

Tokoh dari Jawa Timur, terutama wilayah Malang Raya ini, membentuk organisasi pelajar bersenjata pada 30 Agustus 1945 dengan dasar pemikiran bahwa pelajar harus berjuang mengangkat senjata melawan penjajah.

Almarhum Komjen Pol Dr. H Moehammad Jasin merupakan tokoh dari kalangan polisi, yang membentuk satuan Brigadir Mobil (Brimob) sebagai satuan elit dan tertua di Kepolisian RI.

Pada saat proklamasi dikumandangkan, Jasin telah melepas keterikatan polisi istimewa dengan Jepang dan mengubah status dari kolonial menjadi polisi negara merdeka.

Saat pertempuran Surabaya meletus, Jasin mengumumkan lewat radio bahwa pasukan Polisi Istimewa yang dipimpinnya sudah dimiliterisasi dan diharuskan ikut dalam pertempuran.

Pada saat Belandan melakukan Agresi kedua, Jasin memimpin pasukannya bergerilya hingga wilayah Gunung Wilis dan dia juga menjadi Komandan Militer Sektor Timur Madiun.

Almarhum I Gusti Ngurah Made Agung merupakan pencetus dari peristiwa perang puputan Badung dalam rangka melawan penjajah Belanda pada 1902 - 1906 silam.

Sedangkan almarhum Ki Bagus Hadikusumo merupakan tokoh yang lahir dari Muhammadiyah. Ia menentang perintah penjajah Jepang agar berdoa kepada Dewa Matahari.

Ia juga yang merumuskan pokok pemikiran Ahmad Dahlan yang kemudian menjadi mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.(WDY)

Pewarta: Pewarta: Joko Susilo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015