Jakarta (Antara Bali) - Andropause, gejala menopause pada pria, terjadi
karena menurunnya jumlah hormon testosteron yang terjadi selama bertahap
dalam waktu bertahun-tahun. Ahli urologi dr. Akbari Wahyudi Kusumah
menjelaskan gejala-gejala terjadinya andropause.
"Andropause ada pada pria, tapi tidak secepat wanita, seiring turunnya hormon semua fungsi pada pria turun," kata Akbari dalam media gathering Gaya Spa di Jakarta, Rabu.
Pria yang mengalami andropause kerap merasa tertekan dan mengalami gangguan kognitif.
Selain itu, andropause juga menyebabkan gangguan kardiovaskular, misalnya hiperlipidemia dan hipertensi.
Kondisi fisik pun menurun, massa kepadatan tulang berkurang, tubuh cepat lelah, massa otot dan kekuatannya menghilang.
Metabolisme pada pria andropause juga terganggu, seperti obesitas, regulasi insulin dan kendali glikemia buruk.
Disfungsi seksual juga kerap terjadi kala testosteron menurun, termasuk disfungsi ereksi. Sementara itu, keinginan dan aktivitas seksual berkurang.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Andropause ada pada pria, tapi tidak secepat wanita, seiring turunnya hormon semua fungsi pada pria turun," kata Akbari dalam media gathering Gaya Spa di Jakarta, Rabu.
Pria yang mengalami andropause kerap merasa tertekan dan mengalami gangguan kognitif.
Selain itu, andropause juga menyebabkan gangguan kardiovaskular, misalnya hiperlipidemia dan hipertensi.
Kondisi fisik pun menurun, massa kepadatan tulang berkurang, tubuh cepat lelah, massa otot dan kekuatannya menghilang.
Metabolisme pada pria andropause juga terganggu, seperti obesitas, regulasi insulin dan kendali glikemia buruk.
Disfungsi seksual juga kerap terjadi kala testosteron menurun, termasuk disfungsi ereksi. Sementara itu, keinginan dan aktivitas seksual berkurang.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015