London (Antara Bali) - Pentas teater Harry Potter and the Cursed Child meneruskan cerita terakhir dari seri terakhir buku Harry Potter and the Deathly Hallows.
Cerita terbaru, yang sebagian juga ditulis JK Rowling, mengambil latar 19 tahun setelah Harry mengalahkan Lord Voldemort.
Harry kini bekerja di Kementerian Sihir dan bergulat dengan masa lalu yang menolak berada di tempatnya, kata keterangan resmi tentang pentas yang akan dimainkan di Palace Theatre, di West End, London pada 30 Juli 2016.
Sementara itu, Albus, anak Harry yang ia beri nama seperti kepala sekolah Hogwarts Albus Dumbledore, harus menanggung beban nama besar keluarganya.
"Masa lalu dan sekarang hadir secara menakutkan, ayah dan anak belajar kenyataan yang tidak menyenangkan: terkadang kegelapan datang dari tempat yang tidak terduga," kata publisis acara tersebut.
Pentas teater tersebut akan dibagi menjadi dua sesi, pada hari yang sama atau dua hari.
Tiket untuk 16 minggu pertunjukan pertama akan dijual mulai 30 Oktober mendatang.
Buku Harry Potter terjual lebih dari 450 juta kopi dan diterjemahkan ke 78 bahasa dan delapan film dari buku tersebut menghasilkan lebih dari 7 milyar dolar di bioskop seluruh dunia.
Cerita Harry Potter and the Cursed Child merupakan kolaborasi Rowling dengan penulis naskah Jack Thorne da sutradara John Tiffany, yang mendapat penghargaan di London dan New York untuk drama musikal, Once.
"Cerita ini ada hanya karena orang-orang yang tepat kumpul bersama dengan ide yang luar biasa bagaimana menyajikan Harry Potter di panggung," kata Rowling.
"Saya yakin ketika penonton melihat 'Harry Potter and the Cursed Child' akan mengerti mengapa kami memilih cara ini untuk bercerita."
Ilustrasi untuk produksi tersebut menggambarkan seorang anak di sarang burung bersayap, dengan latar berwarna kuning. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Cerita terbaru, yang sebagian juga ditulis JK Rowling, mengambil latar 19 tahun setelah Harry mengalahkan Lord Voldemort.
Harry kini bekerja di Kementerian Sihir dan bergulat dengan masa lalu yang menolak berada di tempatnya, kata keterangan resmi tentang pentas yang akan dimainkan di Palace Theatre, di West End, London pada 30 Juli 2016.
Sementara itu, Albus, anak Harry yang ia beri nama seperti kepala sekolah Hogwarts Albus Dumbledore, harus menanggung beban nama besar keluarganya.
"Masa lalu dan sekarang hadir secara menakutkan, ayah dan anak belajar kenyataan yang tidak menyenangkan: terkadang kegelapan datang dari tempat yang tidak terduga," kata publisis acara tersebut.
Pentas teater tersebut akan dibagi menjadi dua sesi, pada hari yang sama atau dua hari.
Tiket untuk 16 minggu pertunjukan pertama akan dijual mulai 30 Oktober mendatang.
Buku Harry Potter terjual lebih dari 450 juta kopi dan diterjemahkan ke 78 bahasa dan delapan film dari buku tersebut menghasilkan lebih dari 7 milyar dolar di bioskop seluruh dunia.
Cerita Harry Potter and the Cursed Child merupakan kolaborasi Rowling dengan penulis naskah Jack Thorne da sutradara John Tiffany, yang mendapat penghargaan di London dan New York untuk drama musikal, Once.
"Cerita ini ada hanya karena orang-orang yang tepat kumpul bersama dengan ide yang luar biasa bagaimana menyajikan Harry Potter di panggung," kata Rowling.
"Saya yakin ketika penonton melihat 'Harry Potter and the Cursed Child' akan mengerti mengapa kami memilih cara ini untuk bercerita."
Ilustrasi untuk produksi tersebut menggambarkan seorang anak di sarang burung bersayap, dengan latar berwarna kuning. (WDY)
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015