Singaraja, 7/10 (Antara) - Institut Kesehatan Mental (Institute for Mental Health) Indonesia mengunjungi Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali membahas penderita gangguan jiwa di daerah itu yang jumlahnya semakin menghawatirkan.

"Kami mencatat penderita gangguan jiwa di Buleleng mencapai 336 orang dan 26 orang diantaranya dengan kondisi terpasung," kata perwakilan Institut Kesehatan Mental Indonesia, Prof. DR. Luh Ketut Suryani di Singaraja, Rabu.

Ia menjelaskan, penderita gangguan jiwa secara umum kurang mendapatkan perlakuan yang baik dimata masyarakat ataupun keluarganya.

Bahkan, tidak jarang penderita gangguan jiwa dipasung dalam jangka waktu lama karena dianggap aib keluarga dan dicurigai penderita dapat mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar.

"Pemasungan penderita gangguan jiwa bukanlah sebuah solusi terbaik untuk dapat mengatasi permasalahan ini, bahkan cara itu dapat dikatakan kurang manusiawi," katanya.

Ketut Suryani menjelaskan, pendekatan dan perhatian orang terdekat merupakan solusi terbaik untuk memberikan semangat kepada penderita gangguan jiwa.

Lebih jauh Suryani mengharapkan semua pasien penderita gangguan jiwa ditangani dengan baik. "Perlu diberikan pemahaman kepada semua pihak dan kami berharap Buleleng mampu memberikan pengetahuan kepada semua pihak, untuk memberlakukan mereka secara manusiawi dan bila perlu dibina dalam sebuah wadah yang baik," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng, Dewa Ketut Puspaka menyambut positif gagasan yang diberikan dalam mengatasi permasalahan gangguang jiwa di kabupaten paling Utara Pulau Dewata itu.

Puspaka pun menegaskan akan membentuk tim khusus turun ke lapangan memberikan penyuluhan kepada semua pihak terkait penanganan penderita gangguang jiwa.

"Ini merupakan langkah baik dan kedepan kami akan melakukan penanganan terkait persoalan ini. Sebenarnya, banyak persoalan yang harus ditangani, memang ada beberapa yang terpasung, dan kami ingin membuat terobosan yang baru dan tercepat menangani permasalahan yang ada," kata dia. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015