Jakarta (Antara Bali) - Remaja putri Indonesia berusia 15 tahun,
Putri Gayatri, mewakili negeri ini pada Sidang Umum ke-70 PBB, di New
York, Amerika Serikat, dengan mengetengahkan materi terkait pernikahan
dini.
"Pernikahan dini adalah isu utama yang harus disampaikan, banyak teman saya yang harus putus sekolah karena menikah, sehingga mereka kehilangan kesempatan emas mereka untuk belajar," kata dia, di Jakarta, Sabtu malam.
Mengurangi pernikahan anak dan pernikahan dini adalah isu yang disampaikan Putri pada perhelatan Internasional yang digelar di New York tersebut.
Putri selama ini telah aktif mengkampanyekan pencegahan pernikahan dini di Bandung kampung Sepen, Desa Sukasari, Kecamatan Pameungpeuk, Jawa Barat. Bersama 20 anak dari 20 negara putri menyampaikan harapan anak Indoensia.
Ada beberapa agenda selama Putri berada di New York, selama kurang lebih tujuh hari. Ia didampingi perwakilan dari Save the Children Indonesia serta Ibu dari Putri.
Sebelum berangkat ke New York, Putri sudah bertemu dengan beberapa pemangku keputusan dari tempat Putri Berasal yaitu Bandung.
Pada hari pertama setiba di New York Putri dijadwalkan bertemu dengan anak-anak perwakilan dari beberapa negara untuk berbagi permasalahan yang menjadi harapan agar di masa depan hal tersebut dapat terselesaikan.
Hari kedua Putri mengunjungi gedung PBB sembari menyaksikan pertunjukkan cahaya. Selain itu putri juga berbagi tentang harapan anak-anak, di sini Putri juga bertemu dengan Sekjen PBB Ban Ki-Moon.
Putri juga mengatakan bergabung dengan David Cameron Perdana Menteri Inggris dan John Kerry sekeretaris Negara dari Amerika Serikat dan Presiden dari Columbia untuk berdiskusi secara panel dan mengajukan beberapa pertanyaan seputar hak-hak Anak dan harapan-harapan untuk 15 tahun ke depan.
Putri adalah siswa kelas 1 SMP Negeri Pameungpeuk Bandung, Jawa Barat. Sejak di sekolah dasar Putri peduli dengan ikut berperan aktif dalam berkampanye untuk memperjuangkan hak-hak anak.
Salah
satunya adalah Putri pernah ikut berkampanye agar anak-anak
berkebutuhan khusus dapat masuk ke dalam sekolah umum dan bisa diterima
secara baik (sekolah Inklusif).
Putri juga mengaku membawa misi untuk menyampaikan harapan dan hak-hak anak Indonesia pada dunia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Pernikahan dini adalah isu utama yang harus disampaikan, banyak teman saya yang harus putus sekolah karena menikah, sehingga mereka kehilangan kesempatan emas mereka untuk belajar," kata dia, di Jakarta, Sabtu malam.
Mengurangi pernikahan anak dan pernikahan dini adalah isu yang disampaikan Putri pada perhelatan Internasional yang digelar di New York tersebut.
Putri selama ini telah aktif mengkampanyekan pencegahan pernikahan dini di Bandung kampung Sepen, Desa Sukasari, Kecamatan Pameungpeuk, Jawa Barat. Bersama 20 anak dari 20 negara putri menyampaikan harapan anak Indoensia.
Ada beberapa agenda selama Putri berada di New York, selama kurang lebih tujuh hari. Ia didampingi perwakilan dari Save the Children Indonesia serta Ibu dari Putri.
Sebelum berangkat ke New York, Putri sudah bertemu dengan beberapa pemangku keputusan dari tempat Putri Berasal yaitu Bandung.
Pada hari pertama setiba di New York Putri dijadwalkan bertemu dengan anak-anak perwakilan dari beberapa negara untuk berbagi permasalahan yang menjadi harapan agar di masa depan hal tersebut dapat terselesaikan.
Hari kedua Putri mengunjungi gedung PBB sembari menyaksikan pertunjukkan cahaya. Selain itu putri juga berbagi tentang harapan anak-anak, di sini Putri juga bertemu dengan Sekjen PBB Ban Ki-Moon.
Putri juga mengatakan bergabung dengan David Cameron Perdana Menteri Inggris dan John Kerry sekeretaris Negara dari Amerika Serikat dan Presiden dari Columbia untuk berdiskusi secara panel dan mengajukan beberapa pertanyaan seputar hak-hak Anak dan harapan-harapan untuk 15 tahun ke depan.
Putri adalah siswa kelas 1 SMP Negeri Pameungpeuk Bandung, Jawa Barat. Sejak di sekolah dasar Putri peduli dengan ikut berperan aktif dalam berkampanye untuk memperjuangkan hak-hak anak.
Putri juga mengaku membawa misi untuk menyampaikan harapan dan hak-hak anak Indonesia pada dunia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015