Denpasar (Antara Bali) - Akademisi dari Universitas Warmadewa Drs I Nyoman Wiratmaja MSi berpandangan aktualisasi nilai-nilai Pancasila penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, apalagi menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN.

"Pancasila itu tidak untuk disakralkan, namun yang terpenting adalah nilai-nilai instrumentalnya harus tetap diaktualisasikan," kata Wiratmaja, di Denpasar, Jumat.

Menurut dia, terkait dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila setiap 1 Oktober, harus dikembalikan maknanya bahwa ideologi Pancasila harus "sakti" setiap saat dalam arti direvitalisasi, diinternalisasi, dipahami, dan menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

"Menjelang menghadapi MEA ini, harus diarahkan bagaimana pandangan kita sebagai pengusung ideologi Pancasila bahwa ideologi itu benar-benar memiliki keunggulan, termasuk dalam persaingan ideologi," ucap akademisi yang kerap menjadi pembicara seminar itu.

Dengan memasuki pasar bebas khususnya MEA, kata Wiratmaja, harus dibuktikan bahwa lewat pengamalan nilai Pancasila itu untuk meningkatkan daya saing, baik yang bersifat komparatif maupun kompetitif.

"Aktualisasi nilai Pancasila itu jauh lebih penting daripada bungkusnya berupa Hari Kesaktian Pancasila maupun Hari Lahir Pancasila. Dengan demikian, orang tidak alergi juga bahwa ketika berbicara ideologi identik dengan indoktrinasi," ujarnya.

Kalau masih berkutat dengan indoktrinasi, tambah dia, hal itu merupakan konsep ideologi yang kaku. "Sehingga akhirnya memunculkan dikotomi bahwa kalau saya Pancasilais yang berbeda adalah tidak Pancasilais," ucapnya.

Wiratmaja menilai jika sampai berkembang pandangan seperti itu akan berbahaya sekali, apalagi dikotomi semacam itu bisa membuat hubungan antarkomponen bangsa seolah-olah ada kelompok yang diposisikan benar dan salah karena adanya perbedaan pemaknaan.

"Justru itu harus dicarikan titik temu sehingga semua meyakini `kesaktian` Pancasila. Walaupun ada yang mengkritisi, itu dalam rangka menguatkan nilainya dan bukan menghancurkan," katanya.

Semangat itulah, lanjut dia, yang seharusnya kembali ditanamkan bahwa ideologi Pancasila hidup dalam kehidupan sehari-hari warga pengusungnya sehingga tidak ada trauma kemenangan kelompok tertentu. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015