Denpasar (Antara Bali) - Akademisi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya Santi Martini meminta perhatian pemerintah dan semua pihak, untuk mencegah penyakit akibat paparan asap rokok, salah satunya dengan menggencarkan upaya menghentikan aktivitas merokok.

"Karena dari data, bahwa ada peningkatkan jumlah pasien di rumah sakit, salah satunya akibat paparan asap rokok. Kelompok masyarakat seperti ibu-ibu hamil atau anak-anak, sangat rentan terkena penyakit tidak menular akibat paparan asap rokok," kata Santi di sela diskusi "Pictorial Healt Warning Enforcment and Monitoring" yang diselenggarakan oleh "Bali Tobacco Control Initiative (BTCI) dan The Union" di Sanur, Kota Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan pemerintah, sejatinya telah melakukan berbagai upaya dalam memberikan perlindungan terhadap kesehatan warganya dari paparan asap rokok, dengan menerbitkan regulasi sejak tahun 2009 Undang-Undang Kesehatan dan tahun 2012 terbit Peraturan Pemerintah yang mengatur Pengamanan Produk Tembakau.

Dalam aturan PP itu, lanjut Santi, terdapat peringatan kesehatan bergambar pada kemasan bungkus rokok, dengan tujuan masyarakat diberikan peringatan bahaya dari merokok.

"Dalam waktu setahun pada 2013, Kemenkes telah memberi `guidence` arah industri peringatan kesehatan bergambar," ujarnya.

Menurut dia, hal itu merupakan capaian luar biasa yang dilakukan pemerintah dalam melindungi kesehatan masyarakat. Salah satunya lewat edukasi dengan pesan bergambar tentang bahaya merokok.

"Kalau kita lihat penyakit tidak menular itu, terus meningkat jumlahnya dan itu sebenarnya bisa dicegah, salah satunya mencegah resiko bahaya merokok," kata Santi.

Artinya, bonus demokrasi yang dimiliki Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar itu pada tahun 2020, tinggal hanya angan-angan, jika derajat kesehatan warganya tidak meningkat pula.

"Kita lihat, banyak wanita yang menjadi perokok pasif karena terpapar asap rokok di sekitarnya," katanya.

Karena itu, menurut Santi, tujuan dari edukasi dan pencegahan tersebut agar Indonesia bisa memiliki keunggulan sumber daya manusia (SDM) sehingga bisa berkompetisi di dunia, apalagi seiring menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diakhir 2015. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015