Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia memperkirakan, optimisme membaiknya perekonomian Bali pada triwulan ini masih dihadapkan sejumlah tantangan, salah satunya bersumber dari erupsi Gunung Raung yang terjadi sejak pertengahan Juli 2015.

"Abu vulkanik hasil letusan Gunung Raung yang ada di Jawa Timur menyebabkan terganggunya rute penerbangan di daerah sekitarnya, termasuk di daerah kita," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali, Dewi Setyowati di Denpasar, Senin.

Ia dalam kajian ekonomi regional Provinsi Bali melaporkan bahwa, penutupan bandara akibat erupsi Gunung Raung mulai dilakukan pada 9 Juli, pukul 22.30 Wita dan berlangsung sampai 12 Juli 2015.

Selain itu, penutupan bandara juga dilakukan pada 22 Juli pukul 13.00 Wita - 23 Juli 2015 pukul 06.00 Wita. Penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai telah menyebabkan pembatalan 414 penerbangan dengan penumpang mencapai 39.715 orang.

Penutupan Bandara Ngurah Rai pada 9 Juli lalu menyebabkan delapan penerbangan domestik dibatalkan dengan jumlah penumpang 1.200 orang serta 31 rute penerbangan internasional dengan jumlah penumpang 4.650 orang.

Mengingat Bali sebagai daerah kunjungan wisatawan mancanegara, maka abu vulkanik tersebut menimbulkan dampak kerugian ekonomi yang cukup besar, khususnya terkait industri penerbangan dan dunia perpelancongan di Pulau Dewata.

Berdasarkan informasi, Dewi Setyowati mengatakan bahwa salah satu maskapai penerbangan nasional mengalami kerugian sebesar Rp5 miliar akibat pembatalan 70 penerbangan pada tanggal 10 - 11 Juli 2015 dari dan ke Bali.

Maskapai lainnya menyatakan kerugian akibat erupsi Gunung Raung mencapai Rp8 miliar, seiring pembatalan 200 penerbangan sejak 10 Juli sampai 22 Juli 2015.

Kerugian tersebut bersumber dari refund tiket penumpang serta biaya akomodasi dan kompensasi penumpang akibat penundaan dan pembatalan penerbangan. Angkasa Pura kehilangan pendapatan potensial sebesar Rp4 miliar per hari (untuk penutupan 1 hari penuh).

Selanjutnya, pembatalan dan "reschedule" penerbangan tersebut menyebabkan penurunan jumlah kunjungan wisman serta tertahannya pertumbuhan kinerja industri pariwisata yang direpresentasikan oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi, makan, dan minum.

Berdasarkan hasil survei dan liaison, beberapa hotel mengonfirmasikan kerugian yang cukup signifikan. Salah satu pihak hotel mengemukakan terdapat pembatalan 400 pemesanan kamar hotel dengan komposisi 10 persen wisatawan domestik dan 90 persen wisatawan mancanegara.

Hotel lain yang tamunya didominasi oleh wisatawan asal Australia menginformasikan terjadi penurunan pendapatan sebesar Rp400 juta akibat pembatalan yang dilakukan oleh tamu yang telah melakukan pemesanan kamar.

Pihak hotel menyatakan bahwa mayoritas wisatawan memilih opsi pembatalan, dan hanya sedikit dari wisatawan tersebut yang melakukan "reschedule" karena resiko yang tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan pihak hotel mengembalikan sebagian besar uang pemesanan kamar. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Adi Purnama Putra


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015