Denpasar (Antara Bali) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali mencatat sebanyak 85 orang terserang penyakit kusta hingga Agustus 2015 yang tersebar disembilan kabupaten/kota di daerah itu.
"Dari data itu masyarakat yang menderita kusta sudah berkurang dibandingkan dengan tahun 1990 (yang jumlahnya) hingga ratusan orang karena kesadaran masyarakat sudah sadar untuk melakukan pengobatan secara tuntas," kata Kepala Bidang P2PL Dinkes Provinsi Bali dr Gede Wira Sunetra di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan penyakit tersebut dapat menular dan secara medis dapat menimbulkan cacat fisik sehingga harus dilakukan pengobatan dengan tepat dan tuntas agar sembuh total.
Dari data tahun 2015, penderita kusta paling banyak di Kabupaten Buleleng sebanyak 14 orang, Jembrana (dua orang), Tabanan (empat orang), Badung (tujuh orang), Gianyar (10 orang), Klungkung (empat orang), Bangli (dua orang), Karangsem (13 orang) dan Denpasar (10 orang).
"Sedangkan, yang tercatat menjalani rawat jalan di RSUP Sanglah 13 orang dan RS Indra enam orang," ujarnya.
Wira menjelaskan, penyakit kusta merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh kuman mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi, kulit dan organ tubuh lain kecuali susunan saraf pusat.
"Masa inkubasi penyakit kusta ini antara dua hingga lima tahun, bahkan bisa lebih," ujarnya.
Gejala awal penyakit itu adalah kulit mengalami bercak putih atau kemerahan yang mati rasa atau anestasi.
Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi berupa mati rasa dan kelemahan atau kelumpuhan pada otot tangan, kaki dan mata serta kulit kering.
Ia mengatakan dampak fatal yang dapat terjadi terhadap penderita kusta yakni kecacatan fisik akibat keterlambatan pengobatan ataupun pengobatan tidak tepat.
"Untuk pengobatan bisa dilakukan di pelayanan kesehatan terdekat karena obat ditanggung pemerintah," katanya.
Penularan penyakit itu dapat terjadi dari penderita yang tidak melakukan pengobatan ke orang lain terutama melalui pernapasan dengan cara kontak erat lama.
"Kusta akan menular lewat interaksi aktif, misalnya anggota keluarga yang hidup bersama penderita kusta akan mudah tertular. Kusta ini dapat menyerang masyarakat dari segala usia, baik anak-anak maupun dewasa," ujarya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Dari data itu masyarakat yang menderita kusta sudah berkurang dibandingkan dengan tahun 1990 (yang jumlahnya) hingga ratusan orang karena kesadaran masyarakat sudah sadar untuk melakukan pengobatan secara tuntas," kata Kepala Bidang P2PL Dinkes Provinsi Bali dr Gede Wira Sunetra di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan penyakit tersebut dapat menular dan secara medis dapat menimbulkan cacat fisik sehingga harus dilakukan pengobatan dengan tepat dan tuntas agar sembuh total.
Dari data tahun 2015, penderita kusta paling banyak di Kabupaten Buleleng sebanyak 14 orang, Jembrana (dua orang), Tabanan (empat orang), Badung (tujuh orang), Gianyar (10 orang), Klungkung (empat orang), Bangli (dua orang), Karangsem (13 orang) dan Denpasar (10 orang).
"Sedangkan, yang tercatat menjalani rawat jalan di RSUP Sanglah 13 orang dan RS Indra enam orang," ujarnya.
Wira menjelaskan, penyakit kusta merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh kuman mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi, kulit dan organ tubuh lain kecuali susunan saraf pusat.
"Masa inkubasi penyakit kusta ini antara dua hingga lima tahun, bahkan bisa lebih," ujarnya.
Gejala awal penyakit itu adalah kulit mengalami bercak putih atau kemerahan yang mati rasa atau anestasi.
Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi berupa mati rasa dan kelemahan atau kelumpuhan pada otot tangan, kaki dan mata serta kulit kering.
Ia mengatakan dampak fatal yang dapat terjadi terhadap penderita kusta yakni kecacatan fisik akibat keterlambatan pengobatan ataupun pengobatan tidak tepat.
"Untuk pengobatan bisa dilakukan di pelayanan kesehatan terdekat karena obat ditanggung pemerintah," katanya.
Penularan penyakit itu dapat terjadi dari penderita yang tidak melakukan pengobatan ke orang lain terutama melalui pernapasan dengan cara kontak erat lama.
"Kusta akan menular lewat interaksi aktif, misalnya anggota keluarga yang hidup bersama penderita kusta akan mudah tertular. Kusta ini dapat menyerang masyarakat dari segala usia, baik anak-anak maupun dewasa," ujarya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015