Singaraja (Antara Bali) - Forum Peduli Perempuan dan Anak Buleleng (FPPAB) mengharapkan pihak sekolah SMAN 1 Singaraja tanggap terhadap keadaan psikologi siswa sehingga tidak memicu hal yang tidak diinginkan seperti aksi bunuh diri salah satu siswa sekolah bersangkutan.

"Pihak sekolah seharusnya dapat mendeteksi permasalahan yang dihadapi siswanya sedini mungkin, sehingga tidak sampai mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan," kata ketua FPPAB, Kadek Charna Wiratha di Singaraja, Jumat.

Ia menjelaskan, salah satu upaya yang semestinya dilakukan sekolah bersangkutan adalah memaksimalkan peran Bimbingan Konseling (BK).

Menurut dia, Bimbingan Konseling (BK) merupakan salah satu komponen penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang keberadaannya sangat dibutuhkan.

"Khususnya untuk membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir," kata dia.

Lebih lanjut, Charna mengatakan, permasalahan asmara menurutnya bukan satu-satunya yang dihadapi korban I Made Adi Widiantara (17). "Kami menduga ada permasalahan lain yang melatarbelakangi peristiwa itu," katanya.

Dikatakan pihaknya mengamati dalam kasus ini bukan hanya sekadar masalah cinta, tetapi bisa saja ada masalah lain yang melatarbelakanginya, semisal masalah keluarga.

"Bisa saja korban merasa ada teman yang bisa diajak bercerita dan merasa tidak punya siapa-siapa lagi, sehingga memutuskan untuk bunuh diri," ujarnya.

Lebih lanjut, ia memaparkan peran para guru semestinya mesti ditingkatkan kembali, bukan memperhatikan prestasi belajar siswa saja, tetapi juga memperhatikan keadaan jiwa siswa bersangkutan.

"Ia juga menyesalkan dorongan publik yang sangat besar terhadap kekasih korban berinisial IP. "Gadis ini seolah menjadi tersangka atas peristiwa ini padahal sebenarnya ia juga merupakan korban yang harus dilindungi," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Singaraja, I Putu Eka Wilantara mengatakan, pihaknya akan memperhatikan penuh peran bimbingan konseling di sekolah.

"Sekolah tentu akan mengevaluasi dari musibah yang terjadi di sekolah dan kami akan lebih menguatkan lagi peran BK, wali kelas dan hubungan anak-anak dengan anak-anak itu sendiri," kata dia.

Selain itu, pihaknya berencana mendatangkan psikiater dan tokoh-tokoh agama untuk memberikan pencerahan dan pemahaman kepada siswa di sekolah tersebut. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015