Denpasar (Antara Bali) - Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Bali membuka program studi Magister Ilmu Komunikasi Hindu (S2) pertama di Pulau Dewata pada tahun ajaran 2015/2016.
"Kami ingin mencetak lulusan S2 Ilmu Komunikasi Hindu untuk memperluas siar Agama Hindu di masyarakat," kata Direktur Pascasarjana IHDN, Dr Ketut Sumadi, M Par di Denpasar, Kamis.
Ia menjelaskan, saat ini Bali dan Nusantara membutuhkan banyak sarjana Hindu (S2) untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang ajaran Agama Hindu itu sendiri.
Apalagi, menurut dia, masih banyak kalangan umat Hindu yang masih awam tentang ajaran ajaran agama yang bersumber dari kitab suci dan sumber pengetahuan lainnya.
"Di Bali contohnya, masih banyak umat belum paham mengenai makna upakara/bebantenan yang selalu dilaksanakan di setiap melakukan prosesi upacara/persembahan," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, para lulusan Magister Komunikasi Hindu diharapkan menjadi garda terdepan dalam memberikan pemahaman dan pengetahuan baik dalam bidang penyiaran publik (dharma wacana), tulisan, maupun proses penyuluhan langsung terjun ke masyarakat.
Mengenai program studi Magister S2 di IHDN Denpasar, Ketut Sumadi menjelaskan, IHDN mendidik karyasiswa dari berbagai kalangan seperti guru, dosen, wartawan, dan lain lain.
Dikatakan, kurikulum program Pascasarjana IHDN dirancang dalam 46 SKS dengan masa kuliah antara dua sampai tiga tahun dengan masa studi normal.
Mengenai pendidik, Sumadi menjelaskan, IHDN memiliki sebanyak 43 dosen pendidikan S2 dengan rincian sebanyak 19 orang guru besar dan 24 orang lainnya merupakan lulusan Doktor S3.
"Para pendidikan Pascasarjana IHDN merupakan para ahli di bidangnya masing masing, salain sebagai akademisi para pendidik kami juga banyak berkecimpung sebagai praktisi Agama Hindu," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kami ingin mencetak lulusan S2 Ilmu Komunikasi Hindu untuk memperluas siar Agama Hindu di masyarakat," kata Direktur Pascasarjana IHDN, Dr Ketut Sumadi, M Par di Denpasar, Kamis.
Ia menjelaskan, saat ini Bali dan Nusantara membutuhkan banyak sarjana Hindu (S2) untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang ajaran Agama Hindu itu sendiri.
Apalagi, menurut dia, masih banyak kalangan umat Hindu yang masih awam tentang ajaran ajaran agama yang bersumber dari kitab suci dan sumber pengetahuan lainnya.
"Di Bali contohnya, masih banyak umat belum paham mengenai makna upakara/bebantenan yang selalu dilaksanakan di setiap melakukan prosesi upacara/persembahan," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, para lulusan Magister Komunikasi Hindu diharapkan menjadi garda terdepan dalam memberikan pemahaman dan pengetahuan baik dalam bidang penyiaran publik (dharma wacana), tulisan, maupun proses penyuluhan langsung terjun ke masyarakat.
Mengenai program studi Magister S2 di IHDN Denpasar, Ketut Sumadi menjelaskan, IHDN mendidik karyasiswa dari berbagai kalangan seperti guru, dosen, wartawan, dan lain lain.
Dikatakan, kurikulum program Pascasarjana IHDN dirancang dalam 46 SKS dengan masa kuliah antara dua sampai tiga tahun dengan masa studi normal.
Mengenai pendidik, Sumadi menjelaskan, IHDN memiliki sebanyak 43 dosen pendidikan S2 dengan rincian sebanyak 19 orang guru besar dan 24 orang lainnya merupakan lulusan Doktor S3.
"Para pendidikan Pascasarjana IHDN merupakan para ahli di bidangnya masing masing, salain sebagai akademisi para pendidik kami juga banyak berkecimpung sebagai praktisi Agama Hindu," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015