Sosok pria dengan postur tubuh yang tegap tampak tenang mengoordinasikan anak buahnya di Terminal Ubung, Kota Denpasar, satu terminal angkutan darat yang paling ramai di Bali.

Anak Agung Eka Putra, S.H. (54), pria kelahiran Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, 2 Januari 1961 itu, menjabat sebagai Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Ubung, Denpasar, Provinsi Bali.

Ia dengan sabar membimbing dan memberi arahan kepada anak buahnya, sambil sesekali mengecek arus kedatangan bus angkutan antarkota antaprovinsi (AKAP) yang memasuki terminal melalui layar pemantau (CCTV).

Seragam dominal biru yang dikenakan berisi sejumlah lencana dan atribut Dinas Perhubungan Darat yang menghiasai pundak dan bagian saku depan, memberi isyarat bahwa yang bersangkutan memiliki posisi strategis di tempatnya bekerja.

Suami dari Anak Agung Fitriningsih itu, sudah banyak merasakan "makan asam garam" kehidupan pekerjaan sehari-hari yang ditekuni untuk kepentingan kelancaran transportasi darat.

Apalagi saat Hari Lebaran, persoalan menyangkut kelancaran arus mudik, baik keberangkatan maupun kedatangan armada sebagai hal yang makin membuatnya sibuk menikmati pekerjaannya itu, sebagaimana pada Idul Fitri 1436 Hijriah yang lalu.

Sosok pria yang selalu tampil akrab dengan lawan bicaranya itu, meniti karir dari bawah sebagai staf hingga menduduki jabatan tertinggi dalam terminal teramai di Pulau Dewata itu.

Ayah dari tiga putra-putri itu, menamatkan pendidikan di SD Negeri 1 Penarungan pada 1974, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri Blahkiuh hingga tamat pada 1977, selanjutnya menempuh pendidikan di Sekolah Guru Olahraga (SGO) di Denpasar.

Kakak tertua dari lima bersaudara itu, masing masing Anak Agung Istri Dwi Asih, Anak Agung Istri Triasih, Anak Agung Gede Catur Putra, dan Anak Agung Gede Putra, memang sejak kecil memiliki cita-cita menjadi guru olahraga.

"Tamat SMP saya memilih melanjutkan pendidikan di Sekolah Guru Olahraga di Denpasar, karena sejak kecil saya menyenangi olahraga, terutama olahraga voli," tutur Eka yang kini dikaruniai putra-putri yang terdiri atas Anak Agung Putri Citrawati, S.H., Anak Agung Istri Citra Dewi, S.E., dan Anak Agung Edy Surya Winata.

Namun, dunia pendidikan olahraga yang disenangi sepertinya bukan menjadi jalan hidup dari pria berbintang Capricornus itu.

Justru nasib berkehendak lain. Kesenangannnya bermain voli di Kantor Dinas Lalulintas Angkutan Jalan ( DLLAJ) di wilayah Bali Selatan di Denpasar, membuatnya memiliki banyak teman yang bekerja di dinas yang tugas pokoknya mengurus persoalan angkutan darat.

"Ketika itu saya mendapatkan informasi bahwa ada bukaan PNS di DLLAJ Bali Selatan, 1979. Saya langsung mendaftarkan diri sebagai PNS tetap dan akhirnya diterima pada tahun itu juga," tuturnya.

Program unggulan

Anak Agung Eka Putra sejak dipercaya "mengendalikan" operasional Terminal Ubudang pada 2013 memiliki program unggulan, yakni terminal terpadat di Pulau Dewata siaga terhadap penumpang, berapapun banyaknya.

Terminal Ubung memasuki masa klimaks penumpang pada masa mudik, seperti saat Lebaran 2015, antara Juli sampai Agustus. Intensitas keberangkatan dan kedatangan penumpang kala mudik sangat padat, baik sebelum maupun sesudah Lebaran.

Oleh sebab itu, salah satu program kerja pada masa Lebaran, seperti halnya saat Idul Fitri 1436 Hijriah, menyiagakan 150 bus AKAP, guna mengantisipasi lonjakan penumpang ke berbagai kota di Pulau Jawa dan Sumatera.

"Rata-rata dalam sehari bus yang berangkat antara 70 sampai 90 bus, sehingga bus yang tersisa dipakai sebagai cadangan seandainya ada lonjakan mendadak, ini menjadi salah satu kesiapsiagaan kami di Ubung sehingga angkutan Lebaran tidak ada masalah," ujarnya.

Penambahan jumlah bus yang cukup signifikan itu, juga untuk mengantisipasi peralihan penumpang dari Bandara I Gusti Ngurah Rai yang saat itu ditutup sementara waktu akibat pengaruh abu vulkanik Gunung Raung di Jawa Timur.

Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan Organda Bali guna menambah jumlah armada untuk masing-masing angkutan antarprovinsi. Jika lonjakan penumpang kembali mengalami peningkatan, Organda sudah menyiapkan bus pariwisata yang mengatasi kekurangan armada yang ada.

Keberangkatan penumpang didominasi bus tujuan Jawa Timur, seperti Jember, Banyuwangi, Malang, dan beberapa daerah lainnya.

Sejumlah terminal
Anak Agung Eka Putra selama hampir 35 tahun mengabdikan diri untuk kelancaran transportasi darat, pernah mengemban tugas di sejumlah terminal di Kota Denpasar maupun terminal di kabupaten lainnya di Pulau Dewata.

Begitu diangkat sebagai PNS pada 1980, ia ditugaskan di Singaraja, Kabupaten Buleleng, tepatnya di DLLAJ Bali bagian utara, berkantor di Jalan Sudirman yang kini menjadi Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng.

Saat itu, belum ada kantor dinas masing masing kabupaten. Yang ada hanya empat kantor, yakni DLLAJ Bali Utara meliputi wilayah Kabupaten Buleleng, DLLAJ Bali Barat membawahi Kabupaten Jembrana dan Tabanan, DLLAJ Bali Timur menangani wilayah Kabupaten Karangasem, Klungkung, Gianyar, dan Bangli, serta DLLAJ Bali Selatan meliputi wilayah Kabupaten Badung dan Kota Denpasar.

Selama lima tahun bertugas sebagai staf DLLAJ Bali Utara, pada 1985 dia dimutasi ke Terminal Suci Denpasar, kemudian pindah lagi ke Terminal Wangaya, Kreneng (Eks-terminal Blahbatuh) dan dipercaya menjadi kepala di Terminal Teges, Denpasar hingga 2008.

Pria penekun spiritual itu, pada 2008 kemudian dipindah ke Terminal Ubung. Karirnya menanjak karena ditunjuk sebagai kepala bagian tata usaha di Terminal Ubung pada 2012.

Belum genap setahun bertugas, Anak Agung Eka Putra dipercaya menjadi Kepala UPT Terminal Ubung, menggantikan pimpinan sebelumnya, yakni Ketut Sriawan, S.E.

"Sejak pertama kali diberitahu bahwa saya akan diangkat sebagai kepala UPT, saya sudah berserah diri kepada Tuhan dan para leluhur semoga selalu dituntun dan diberikan anugerah agar dapat menjadi pemimpin yang bijak," kata dia.

Eka Putra menambahkan, menjadi pemimpin di terminal besar dan padat penumpang bukanlah hal yang mudah.

Ia mengaku membutuhkan kerja keras dan dedikasi tinggi agar semua tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.

"Butuh kesabaran, keuletan mengatur dan mengelola terminal yang selalu ramai penumpang sejak pagi hari hingga malam hari," imbuh dia.

Selain itu, katanya, sosok pimpinan di terminal harus dapat merangkul semua pihak yang ada di terminal bersangkutan.

"Seorang petugas terminal bukan hanya bergaul dengan mereka yang punya seragam yang sama dan tugas yang sama saja, tetapi mereka harus bergaul dan berbaur dengan semua elemen yang ada, mulai dari tukang parkir, sopir bus, preman, dan kepolisian," tutur dia. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015