Denpasar (Antara Bali) - Sodaco Satarem, sebuah perusahan Prancis yang fokus dalam pengelolaan sampah di beberapa negara menawarkan kerja sama dengan Bali.

Manager Sodaco Energy Indonesia (perpanjangan tangan Satarem di Indonesia) Johan Marino menyampaikan hal itu saat bertemu Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, di Denpasar, Kamis.

Johan Marino dalam paparannya menyinggung pesatnya pertumbuhan ekonomi Bali yang berimbas pada meningkatnya produksi sampah.

"Sayangnya, hingga saat ini Bali belum didukung manajemen pengelolaan sampah yang mamadai. Jika tak segera ditangani, kami khawatir sampah dapat menimbulkan persoalan makin serius," ujarnya.

Berangkat dari keprihatinan tersebut, pihaknya ingin menawarkan kerja sama dalam pengelolaan sampah.

Menurut dia, perusahan bertaraf internasional ini telah menjalin kerja sama dengan beberapa negara dalam mendaur ulang sampah menjadi sumber energi dan juga material bangunan seperti semen serta batu bata.

Penjelasan Johan diperkuat CEO Satarem Adolf Wong. Dalam pemaparannya, Wong banyak menjelaskan keberhasilannya menerapkan manajemen pengelolaan sampah di beberapa negara seperti Afrika dan Tiongkok.

Dia sangat berharap dapat membangun kerjasama dengan Bali. Melihat potensi sampah di TPA Suwung, dia menjanjikan dapat menghasilkan listrik hingga 20 MW.

Sementara itu, Wagub Bali Ketut Sudikerta menyambut positif kerja sama yang ditawarkan pihak investor.

Namun tawaran itu harus dikaji dan dikoordinasikan lebih lanjut karena pengelolaan sampah di TPA Suwung melibatkan wilayah Sarbagita (Kota Denpasar,Badung,Gianyar dan Tabanan).

Dia tidak menampik bahwa saat ini Bali, khususnya kawasan Sarbagita dihadapkan pada persoalan sampah yang makin rumit.

"Selain produksinya yang kian meningkat, kerja sama dengan investor sebelumnya tidak berjalan optimal," ujar Sudikerta.

Kepada pihak Sodaco Satarem, dia menerangkan bahwa Bali membutuhkan sistem pengelolaan sampah yang lebih muktahir.

Menurutnya sistem "sanitary landfill" sudah tidak tepat diterapkan di TPA Suwung. "Kalau tetap bertahan dengan sistem itu, tumpukan sampah akan makin menggunung," ujarnya.

Produksi sampah di TPA Suwung saat ini rata-rata mencapai 1500 ton/hari. Oleh karena itu, Sudikerta berharap agar pihak Sodaco Satarem dapat memberikan alternatif lain dalam penanganan sampah.

Respons positif juga disampaikan General Manager PLN Distribusi Bali Doddy Pangaribuan.

Pihaknya siap membeli listrik yang nantinya dihasilkan dari pengelolaan sampah ini. "Tentunya melalui kerjasama mengacu ketentuan berlaku," katanya.

Tawaran pihak investor ini akan ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan lebih lanjut. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015