Negara (Antara Bali) - Pemkab Jembrana ragu nelayan di wilayahnya siap menggunakan peralatan canggih saat mencari ikan, bercermin dari kejadian sebelumnya.
"Dulu beberapa perahu pernah kami beri alat navigasi, serta pendeteksi lokasi ikan di laut. Tapi dengan berbagai alasan, alat itu tidak mereka gunakan, bahkan hilang," kata Kepala Dinas Kelautan, Kehutanan Dan Perikanan Jembrana I Made Dwi Maharimbawa, di Negara, Kamis.
Karena itu, saat Menteri Kelautan Dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengajak kerjasama Pemkab Jembrana untuk pengadaan fish fainder (sejenis alat pendeteksi ikan lewat satelit), ia mengaku, pihaknya akan melakukan kajian yang mendalam terlebih dahulu.
Menurutnya, sebelum pengadaan alat itu dilakukan, harus dipastikan nelayan penerima mampu dan mau untuk menggunakannya, agar bantuan tersebut tidak mangkrak atau hilang.
"Apalagi kalau semua perahu disini dibantu alat tersebut. Jumlah dananya cukup besar. Bisa-bisa menjadi temuan atau dianggap ada penyimpangan, saat alat tersebut tidak digunakan penerima," ujarnya.
Karena itu, katanya, harus dilakukan pembinaan dan pelatihan terhadap nelayan, karena rata-rata pola pikir serta cara mencari ikan mereka masih sangat tradisional.
Dari pengalaman ia mengaku, pernah menawarkan ke salah satu pemilik perahu untuk menggunakan peralatan sejenis, namun ditolak dengan alasan kasihan tukang panggung (orang yang bertugas mengarahkan perahu serta melihat ikan di laut), karena bisa kehilangan pekerjaan.
"Karena alasan itu, kami tidak bisa memaksa. Padahal dengan memanfaatkan teknologi, akan mempermudah pekerjaan mereka," katanya.
Sebelumnya, saat bertemu dengan nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Susi mengajak Bupati Jembrana I Putu Artha untuk bekerjasama dalam pengadaan fish fainder, untuk membantu nelayan mencari lokasi ikan.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Dulu beberapa perahu pernah kami beri alat navigasi, serta pendeteksi lokasi ikan di laut. Tapi dengan berbagai alasan, alat itu tidak mereka gunakan, bahkan hilang," kata Kepala Dinas Kelautan, Kehutanan Dan Perikanan Jembrana I Made Dwi Maharimbawa, di Negara, Kamis.
Karena itu, saat Menteri Kelautan Dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengajak kerjasama Pemkab Jembrana untuk pengadaan fish fainder (sejenis alat pendeteksi ikan lewat satelit), ia mengaku, pihaknya akan melakukan kajian yang mendalam terlebih dahulu.
Menurutnya, sebelum pengadaan alat itu dilakukan, harus dipastikan nelayan penerima mampu dan mau untuk menggunakannya, agar bantuan tersebut tidak mangkrak atau hilang.
"Apalagi kalau semua perahu disini dibantu alat tersebut. Jumlah dananya cukup besar. Bisa-bisa menjadi temuan atau dianggap ada penyimpangan, saat alat tersebut tidak digunakan penerima," ujarnya.
Karena itu, katanya, harus dilakukan pembinaan dan pelatihan terhadap nelayan, karena rata-rata pola pikir serta cara mencari ikan mereka masih sangat tradisional.
Dari pengalaman ia mengaku, pernah menawarkan ke salah satu pemilik perahu untuk menggunakan peralatan sejenis, namun ditolak dengan alasan kasihan tukang panggung (orang yang bertugas mengarahkan perahu serta melihat ikan di laut), karena bisa kehilangan pekerjaan.
"Karena alasan itu, kami tidak bisa memaksa. Padahal dengan memanfaatkan teknologi, akan mempermudah pekerjaan mereka," katanya.
Sebelumnya, saat bertemu dengan nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Susi mengajak Bupati Jembrana I Putu Artha untuk bekerjasama dalam pengadaan fish fainder, untuk membantu nelayan mencari lokasi ikan.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015