Jakarta (Antara Bali) - Festival Nusantara 2015 yang diselenggarakan oleh Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) di Batur, Kintamani, Bali pada 8-17 Agustus 2015 mengambil tema besar peradaban matahari sebagai sumber energi kehidupan di muka bumi.

"Di nusantara, khususnya Bali, surya (matahari) menjadi komponen sangat penting, bahkan di belahan dunia lain seperti Mesir, Peru dan Jepang, matahari diapresiasi sebagai sumber kehidupan dengan diadakan ritual penghayatan," kata  Ketua Panitia Festival Nusantara I Made Suarnatha usai konferensi pers di Jakarta, Rabu.

Made mengatakan matahari menjadi konsep tema besar dalam Festival Nusantara yang diadakan pertama kalinya oleh AMAN guna memperingati Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia (HIMAS) dengan mengambil tema "Memastikan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat Adat".

Ada tujuh program acara yang memeriahkan festival bertempat di Batur, Kintamani, Bali itu yakni Hening, Asih, Asah, Harmoni, Kemah Nusantara, Dialog Budaya dan Olahraga.

Dalam program Hening, peserta dan partisipan akan melakukan meditasi dan pelantunan pujian serta doa pengagungan sang Maha Cahaya, sumber energi penghidup kehidupan atau yang disebut dengan Puja dalam program tersebut.

"Meditasi dilakukan di situs-situs sakral, seperti di pura dan ada pemangku yang melakukan pemujaan, ada juga kelompok spritual yang akan meditasi sendiri sesuai caranya masing-masing," kata Made yang juga anggota AMAN regional Bali.

Menurutnya, pemujaan surya pagi yang diadakan setiap hari selama festival pukul 06.00-07.00 WITA akan menjadi kanal pertemuan masyarakat adat nusantara untuk saling mengapresiasi kehadiran matahari dengan ritual yang berbeda dari setiap daerah.

Selain itu, acara juga akan diramaikan oleh sarasehan budaya dan sastra nusantara yang didalamnya akan membahas peradaban matahari dan konsepsi perjalanan waktu matahari. Menurut rencana, Festival Nusantara akan diadakan selama tujuh tahun berturut-turut hingga tahun 2021 dengan tema besar yang berbeda yakni matahari, rembulan, angkasa raya, angin, air, tanah dan batiniah. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Mentari Dwi Gayati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015