Denpasar (Antara Bali) - Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud) Denpasar, Bali Prof DR Sukarsa, menilai kunjungan pemimpin Provinsi Hainan, Luo Baoming menemui Gubernur Bali Made Mangku Pastika berdampak penting bagi kerja sama ekonomi kedua provinsi bersaudara tersebut.

"Kunjungan Sekretaris Partai Komunis Luo Baoming jelas berdampak positif, jika Gubernur Pastika mampu mendiskusikan secara cermat, akurat dan komprehensif  bagi kepentingan strategis Bali,"  ujarnya kepada Antara di Denpasar, Kamis menanggapi kunjungan orang nomor satu di Provinsi Hainan tersebut.

Luo Baoming dijadwalkan mendarat di Bandara Ngurah Rai Denpasar, Kamis (30/7) Pukul 19.00 WITA  untuk melakukan serangkaian diskusi dengan Gubernur Bali dan Konjen RRT di Denpasar serta mengunjungi objek pariwisata di Ubud Gianyar. Selanjutnya akan  meninggalkan Bali,  Minggu (2/8) melanjutkan lawatan ke Brunai Darussalam. 
          
Sukarsa mengemukakan, kepentingan strategis Bali yang perlu mendapat perhatian adalah bidang kepariwisataan, transportasi dan infrastruktur lainnya seperti energi, sebagai upaya konkrit mengatasi ketimpangan pembangunan yang hanya terkonsentrasi di Bali Selatan jauh melampaui pembangunan Bali Utara dan Timur.

Mantan Rektor Universitas Warmadewa  Denpasar ini menjelaskan, kunjungan Luo Baoming akan mampu mendorong  peningkatan arus kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali yang kian meningkat seiring kemajuan ekonomi negara 'di Balik Tirai Bambu' itu.

"Sebagai orang nomor satu di Hainan yang setingkat lebih tinggi dari jabatan Gubernur Hainan, Sekretaris Partai Komunis Luo Baoming jelas memiliki pengaruh istimewa, karena begitu beliau menyatakan pariwisata Bali sangat  bagus akan lebih mendorong  masyarakat Hainan dan Tiongkok pada umumnya mengunjungi Bali," ujarnya.

Ia menunjuk contoh saat mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Mendiang Ronald Reagan mengunjungi Bali, tidak lama setelah itu kunjungan wisatawan negeri Paman Sam ke Bali terus meningkat secara signifikan karena pengaruh pemimpin terpercaya  dan kharismatis itu.

"Sebagai Sekretaris Partai Komunis sebagai jabatan tertinggi di struktur partai, jelas Lu Baoming memiliki popularitas, kharisma  dan pengaruh tersendiri di mata rakyatnya,"  ujarnya.

Selanjutnya dalam bidang transportasi, menurut Sukarsa, Tiongkok termasuk Hainan memang mencapai keberhasilan yang luar biasa, namun  kondisinya berbeda dengan Bali yang dalam iklim demokrasi sekarang ini  banyak menghadapi keterbatasan lahan yang bisa menggagalkan proyek.

Sedangkan di Tiongkok sesuai sistem politiknya, lahannya luas dan datar yang sepenuhnya dikuasai negara sehingga bebas memanfaatkannya untuk kepentingan negara,  hal ini mendorong pembangunan transportasi  dan nfratsruktur lainnya  maju sangat pesat melampaui negara negara Eropa.

Namun demikian, menurut Sukarsa, Bali tetap bisa memanfaatkan kelebihan  Hainan (Tingkok) dari segi kemampuan teknologi transportasinya yang mampu membuat terowongan menembus bebukitan dari Bali Selatan hingga Bali Utara atau menyiasati lereng bebukitan  dan lembah yang curam dengan membangun jalan tol dan rel kereta api cepat.

Menurut dia, dalam konteks ketimpangan pembangunan,  Pemerintah Provinsi Bali perlu memiliki perencanaan  matang   dengan membangun jalur laut dan darat  di  Bali Utara dan Bali Timur terutama Karangasem yang menjangkau  Provinsi NTT dan NTB, tidak lagi akses transportasi terpusat di Bali Selatan untuk mengurangi kepadatan penduduk.           

 "Apalagi Pemprov Bali sudah memiliki rencana membangun jalan lingkar untuk menghubungkan keseluruhan kabupaten dan kota, rencana ini lah yang perlu dimatangkan  data datanya secara komprehensif  untuk didiskusikan dengan pemimpin Hainan agar setelah ini ada rencana aksi," ujarnya.

Selanjutnya berbagai infratsruktur lain yang  penting perlu didiskusikan, karena Tiongkok kini memang memiliki kemampuan ekonomi dan teknologi luar biasa termasuk investasinya yang terbaru di Bali adalah membangun PLTU Celukan Bawang untuk mengatasi krisis energi listrik di daerah ini.

Ia mengatakan, melalui diskusi yang komprehensif sesuai kepentingan dan kebutuhan pembangunan Bali akan memperoleh masukan  berharga untuk disampaikan ke Pemerinah Pusat. Prinsif Tiongkok tentu tetap apa yang bisa dijual di Bali, sementara Bali khususnya Indonesia apa yang bisa dibeli dari Hainan -Tongkok dalam konteks kerja sama provinsi bersaudara (sister provinsi) dan kerja sama jalur sutera abad ke-21.

Menurut dia, bagaimana pun nanti  pusat yang akan menentukan seperti apa kerjasama dan pembangunan dilaksanakan agar memiliki pengaruh besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Bali.

"Melihat kedekatan hubungan kedua negara di bawah Pemerinahan Presiden Jokowi dan Pemerintahan Presiden Xi Jinping, sepertinya  hal ini sebagai kesempatan untuk mengoptimalkan kerjasama dengan Hainan bagi kemajuan pembangunan di Bali, " demikian Sukarsa. (APP/WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015