Jakarta (Antara Bali) - BlackBerry masih berjuang melalui masa-masa
sulitnya dalam industri smartphone, namun bila kondisi tersebut terus
menerus terjadi tidak menutup kemungkinan perusahaan yang berbasis di
Waterloo, Kanada, itu akan berhenti menjual smartphone.
Hal tersebut disampaikan CEO BlackBerry John Chen dalam sebuah wawancara baru-baru ini. Chen mengatakan tidak akan baik bagi BlackBerry untuk terus menjual handset jika kondisi seperti saat ini berlangsung lama.
"Pada titik tertentu ekonomi mengambil alih," kata dia, seperti dilansir laman Digital Spy.
Pangsa pasar smartphone BlackBerry saat ini dilaporkan berada di bawah 1 persen, dan omset smartphone turun menjadi 263 juta dolar AS pada kuartal terakhir.
Namun, Chen mengatakan BlackBerry masih dapat menanganinya dengan mengurangi jumlah model baru, menghentikan handset low-end dan fokus pada platform profesional untuk menghidupkan kembali profitabilitas bisnis.
Untuk saat ini, BlackBerry berencana meluncurkan smartphone dalam waktu dekat, salah satunya smartphone berbasis Android yang dikabarkan memiliki nama kode Venice. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Hal tersebut disampaikan CEO BlackBerry John Chen dalam sebuah wawancara baru-baru ini. Chen mengatakan tidak akan baik bagi BlackBerry untuk terus menjual handset jika kondisi seperti saat ini berlangsung lama.
"Pada titik tertentu ekonomi mengambil alih," kata dia, seperti dilansir laman Digital Spy.
Pangsa pasar smartphone BlackBerry saat ini dilaporkan berada di bawah 1 persen, dan omset smartphone turun menjadi 263 juta dolar AS pada kuartal terakhir.
Namun, Chen mengatakan BlackBerry masih dapat menanganinya dengan mengurangi jumlah model baru, menghentikan handset low-end dan fokus pada platform profesional untuk menghidupkan kembali profitabilitas bisnis.
Untuk saat ini, BlackBerry berencana meluncurkan smartphone dalam waktu dekat, salah satunya smartphone berbasis Android yang dikabarkan memiliki nama kode Venice. (WDY)
Penerjemah: Arindra Meodia
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015