Denpasar (Antara Bali) - Wisatawan dari negara Tiongkok yang mendatangi objek wisata bahari di Pantai Pulau Serangan Denpasar, Bali, sangat menyukai wahana memberi makan ikan hiu yang menjadi pusat konservasi di daerah itu.

"Kegiatan memberi makan ikan hiu yang disukai wisatawan Tiongkok mencapai 1.000-1.500 orang per bulan, dan berenang dengan satwa itu mencapai 200-300 orang," kata Marketing Manajer Serangan Dive and Water Sport Wayan Darna di Denpasar, Rabu.

Menurut dia, banyaknya wisatawan Tiongkok yang tertarik dengan wahana memberi makan hiu dan berenang dengan ikan hiu karena memiliki keunikan tersendiri yang tidak pernah ada di negaranya.

"Kegiatan berenang dan memberi makan ikan hiu itu mungkin satu-satunya yang ada di Indonesia khususnya Bali, kecuali kegiatan safari sehingga kita buat program ini untuk semua kalangan usia sekaligus sebagai upaya konservasi," ujarnya.

Melihat dari banyaknya wisatawan Tiongkok yang tertarik dengan kegiata itu, pihaknya mengajak nelayan di daerah itu yang menangkap ikan hiu agar tidak memperjual belikannya, namun bersama-sama melakukan konservasi satwa itu.

Oleh sebab itu, pihaknya membuat suatu tempat penangkaran ikan hiu di kawasan Pantai Melasti itu agar banyak satwa itu yang diselamatkan sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang ke lokasi konservasi tersebut.

"Sejauh ini kesan wisatawan yang menganggap ikan hiu itu sangat ganas, namun saat mencoba wahana berenang dengan hiu dan memberi makan hiu di kawasan konservasi itu mengakui sangat senang dan tertantang adrenalinnya karena memiliki sensasi yang berbeda," ujarnya.

Kegiatan berenang dengan ikan hiu tersebut, sudah dibuat sedemikan rupa dengan mengutamakan keamanan wisatawan dan menjamin asuransinya hingga Rp1,2 miliar untuk pertanggungannya.

Untuk berenang dengan ikan hiu tersebut jenisnya bersirip putih yang tidak berbahaya. Selain itu, pihaknya mengakui juga memiliki produk yang dapat dilakukan wisatawan asing dengan melakukan kegiatan memberi makan hewan tersebut.

"Saat ini tamu-tamu Thiongkok yang bergrup tersebut lebih senang melakukan aktifitas memberikan makan ikan hiu karena menarik untuk mereka," ujarnya.

Untuk berenang dengan ikan hiu tersebut, kata dia, di Pantai Melasti, Serangan itu memang ada habitatnya. Namun, pihaknya juga melakukan konservasi terhadap satwa tersebut.

"Kegiatan konservasi ini belum ada campur tangan pemerintah dan kami memiliki ikan hiu hasil upaya konservasi tersebut sebanyak 50 ekor," ujarnya.

Ia mengakui karena sudah berkurangnya habitat hiu di laut lepas Bali saat ini, maka pihaknya melakukan upaya konservasi dan membuat wisata yang unik. Namun, berpartisipasi dalam pelestarian satwa itu yang hampir punah.

Untuk jenis ikan hiu yang dilakukan konservasi itu panjangnya dua meter hingga beratnya mencapai 50 kilogram.

Selain itu, untuk kegiatan berenang dengan ikan hiu, para wisatawan melakukan interaksi di dalam kolam renang yang berada di tengah laut dengan satwa tersebut.

Ia menambahkan luas kolam untuk konservasi ikan hiu tersebut mencapai 200 meter persegi (dua are) dan apabila wisatawan ingin melakukan aktifitas berenang dengan hiu tersebut dikenakan tarif sebesar 99 dolar Amerika Serikat (AS) dengan durasi dua jam. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : I Made Surya


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015