Denpasar (Antara Bali) - Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (Stikom) Bali Dr. Dadang Hermawan mengadakan pertemuan dengan Dr. Paul Sabon Nama, mantan Rektor Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Katolik (STFTK) Ledalero, Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Pertemuan kedua tokoh pendidikan yang berlangsung di kampus Stikom Bali di Denpasar itu untuk menjajagi kemungkinan menjalin kerja sama mendirikan sebuah universitas atau perguruan tinggi di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur," kata Humas Stikom Bali, Rahman Sabon Nama di Denpasar, Minggu.

Ia menjelaskan, dalam pertemuan itu Dr. Paul Sabon Nama memaparkan data demografi, potensi sumber daya manusia dan sumber daya ekonomi Pulau Adonara serta jumlah sekolah menengah yang ada sebagai masukan kepada Stikom Bali.

Dari sisi ekonomi Adonara memiliki potensi yang cukup besar yang selama ini menjadi sumber terbesar pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten Flores Timur.

"Selain itu, sumber pendapatan terbesar juga berasal dari remitansi yakni kiriman uang masyarakat setempat yang bekerja di luar negeri, terutama Sabah, Malaysia, karena budaya masyarakat Adonara senang merantau ke luar negeri," katanya.

Menurut Dr. Paul Sabon Nama hasil kerja di luar negeri dikirim ke keluarganya untuk memenuhi segala kebutuhan hidup, termasuk membiayai pendidikan bagi putra-putrinya.

Dengan demikian dari sisi kemampuan membiayai pendidikan tinggi masyarakat Maumere, Flores, NTT cukup memadai, ujar Paul Sabon Nama yang pernah menjabat Wakil Rektor Universitas Nusa Nipa Maumere 2005 - 2008.

Paul Sabon Nama menjelaskan, selama ini sasaran anak-anak tamatan SMK/SMA sederajat di Adonara khususnya dan Flores Timur melanjutkan pendidikan ke Kupang, Makasar, Malang, Jogjakarta dan sebagaian kecil ke Bali.

Dari sisi letak geografis, demikian Paul Sabon Nama, posisi Adonara sangat strategis sehingga dapat dijangkau dari Larantuka (ibukota kabupaten Flores Timur) dan Lewo Leba (ibukota kabupaten Lembata) serta dari pulau Solor.

"Jadi kalau sebuah perguruan tinggi berdiri di Adonara, inputnya tidak hanya tamatan SMA/SMK di Adonara, namun juga dari Larantuka dan Lewo Leba serta Solor," tutur doktor Kitab Suci Katolik itu.

Menanggapi pemaparan Paul Sabon Nama itu, Dadang Hermawan mengatakan sangat terbuka kemungkinan untuk kerja sama mewujudkan sebuah perguruan tinggi di Pulau Adonara.

Hanya saja perlu ada lagi mitra lokal sebagai penyandang dana awal, misalnya untuk membiayai proses perizinan, penyiapkan gedung dan fasilitas perkulihan lainnya serta pemasaran.

Sedangkan Stikom Bali sangat mendukung dari sisi sistem administrasi, software, dan tenaga dosen, ujar Dadang Hermawan yang sukses mengelola 26 lembaga pendidikan di bawah payung Stikom Bali Group.

Menurut Dadang Hermawan, jika perguruan tinggi yang didirikan itu adalah bagian dari Stikom Bali, maka hal itu tidak akan sulit karena regulasi pemerintah memungkinkan untuk itu.

Misalnya membuka Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Stikom Bali di Adonara, itu sangat bisa karena regulasinya ada. PJJ atau distance learning ini tidak sama dengan kelas jauh yang sudah dilarang pemerintah.

"Untuk PJJ nanti proses perkulihan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi atau TIK seperti video conference. Jadi anak-anak Adonara kuliah di Stikom Bali, tetapi tidak perlu merantau ke Bali sehingga lebih hemat," terang Dadang Hermawan. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015