Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan hingga saat ini jumlah stok vaksin antirabies (VAR) di Pulau Dewata sekitar 7.200 vial.

"Sekitar 7.000 VAR sudah datang minggu kemarin," kata Suarjaya di sela-sela menghadiri pengarahan dari Gubernur Bali Made Mangku Pastika, di Denpasar, Jumat.

Menurut dia, setidaknya dengan ketersediaan VAR sekitar 7.200 vial (karena ditambah dengan stok VAR di daerah-red) itu kondisinya sudah lebih baik dibandingkan beberapa waktu sebelumnya yang sempat mengalami krisis ketersediaan VAR.

"Syukur sekarang jumlah gigitan sudah menurun jadi 80-an. Dulu `kan 120 duh ngeri banget. Sekarang sudah turun sangat drastis turunnya," ujarnya.

Suarjaya mengatakan pihaknya mendistribusikan VAR disesuaikan dengan kebutuhan di tiap kabupaten dan kota, juga berdasarkan banyaknya jumlah gigitan anjing.

"Jumlah gigitan yang tertinggi itu di Karangasem, Buleleng, dan Badung," ucapnya.

Di sisi lain, terkait kasus kematian siswa lulusan SD di Kabupaten Klungkung yang diduga karena rabies belum lama ini, kata dia, bukan disebabkan karena habisnya stok VAR.

"Waktu itu sebenarnya ada VAR tetapi memang pasien sebelumnya yang tidak melapor sehingga tidak mendapatkan VAR," katanya.

Meskipun sebelumnya persediaan VAR sempat kritis, lanjut Suarjaya, sesungguhnya pada beberapa rumah sakit daerah masih tersedia stok VAR seperti halnya di RSUD Wangaya (Denpasar), RSUD di Gianyar, Buleleng, dan Jembrana.

Sebelumnya Pemerintah Provinsi Bali menyatakan mengoptimalkan fungsi "rabies center" yang telah dibentuk di berbagai rumah sakit daerah dan puskesmas di Pulau Dewata sebagai salah satu langkah menyiasati keterbatasan jumlah vaksin antirabies (VAR).

"Optimalisasi antara lain dititikberatkan pada upaya memaksimalkan pertolongan pertama pada kasus gigitan anjing," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Gede Wira Sunetra belum lama ini.

Menurut dia, setiap gigitan anjing tetap harus mendapat penanganan mengacu tata laksana pencegahan rabies. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencuci bekas gigitan anjing dengan air mengalir dan sabun selama 10-15 menit. "Nyucinya jangan hanya sebentar, minimal 10 menit," ujarnya.

Langkah pertama ini, kata Wira, dapat menghilangkan virus rabies hingga 80 persen. Tahap selanjutnya barulah mengunjungi layanan kesehatan terdekat untuk mendapat penanganan lebih lanjut. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015