Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyoroti sejumlah kekurangan yang terdapat dalam pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-37 di Taman Budaya, Denpasar, dan diharapkan segera dilakukan perbaikan.
"Sekarang ini sudah kelihatan pesta kesenian bukan pesta pedagang, namun masih tetap ada evaluasi terhadap beberapa hal biar lebih `nyeni` suasananya. Bagi seniman tidak pantas bergeletakan begitu, akan kami siapkan alas yang lebih baik, sekurang-kurangnya mereka layak untuk duduk dibawah," kata Pastika saat mengevaluasi pelaksanaan PKB bersama SKPD terkait, di Denpasar, Kamis.
Beberapa hal yang menjadi butir evaluasi diantaranya adalah perlunya penonjolan nuansa seni melalui ornamen di tepi kolam yang berada di tengah-tengah gedung Ksirarnawa dengan pemasangan lampu sorot, pemutaran musik gamelan khas Bali, pemasangan umbul-umbul/janur di pintu masuk utama, pemasangan neon box yang berisi ucapan selamat datang, dan pemasangan lampu pohon di area-area yang terlihat gelap.
Ia menambahkan, untuk produk-produk kerajinan yang diperjualbelikan juga diminta diberikan penjelasan mengenai produk tersebut baik dari segi bahan dan kelebihan yang dimiliki.
Demikian juga masalah kebersihan toilet umum masih menjadi sorotan. Pastika minta kebersihan toilet diutamakan karena menurutnya kebersihan toilet merupakan cerminan perilaku.
Dengan waktu pelaksanaan PKB yang masih tersisa, pihak panitia diminta untuk mengubah jalur masuk pengunjung yang awalnya dari Kampus ISI agar dikembalikan ke alur lama. Hal ini disebabkan banyaknya keluhan yang diterima dari pengunjung karena terganggu asap penjual sate lewat pintu masuk tersebut.
Hal penting lain yang menjadi perhatian yakni masalah parkir di sepanjang jalan depan Taman Budaya. Pastika mengimbau kepada masyarakat yang mengatasnamakan desa adat dalam menarik retribusi agar tidak memakai pakaian adat dan memungut retribusi yang terlalu murah.
"Tolong jangan merendahkan adat Bali dengan mengatasnamakan desa adat untuk memungut retribusi yang kecil dan mengenakan pakaian adat. Kalau mengatasnamakan adat sekalian saja ditingkatkan untuk mobil Rp50 ribu dan sepeda motor Rp25 ribu sehingga bisa menambah penghasilan bagi desa. Jangan sudah pakai pakaian adat, nariknya murah lagi," tegas Pastika.
Dari evaluasi yang sudah dilakukan, secara umum Pastika menilai pelaksanaan PKB tahun ini sudah jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Hal senada disampaikan Tim Pengawas Pelaksanaan PKB, Prof Wayan Dibia. Guru besar ISI Denpasar itu menyatakan banyak pendapat dari pengunjung yang mengakui pelaksanaan PKB tahun ini sudah lebih baik.
Dari segi pedagang pun menurutnya sudah melakukan tindakan yang solid dalam memberikan standar harga yang sama. Hal lain yang menjadi masukan darinya yaitu terkait penonton yang kurang tertib yang sering memasuki area-area penari, sehingga mengganggu kenyamanan penonton lain.
Pesta Kesenian Bali ke-37 dilaksanakan dari 13 Juni-11 Juli 2015 yang dipusatkan di Taman Budaya, Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Sekarang ini sudah kelihatan pesta kesenian bukan pesta pedagang, namun masih tetap ada evaluasi terhadap beberapa hal biar lebih `nyeni` suasananya. Bagi seniman tidak pantas bergeletakan begitu, akan kami siapkan alas yang lebih baik, sekurang-kurangnya mereka layak untuk duduk dibawah," kata Pastika saat mengevaluasi pelaksanaan PKB bersama SKPD terkait, di Denpasar, Kamis.
Beberapa hal yang menjadi butir evaluasi diantaranya adalah perlunya penonjolan nuansa seni melalui ornamen di tepi kolam yang berada di tengah-tengah gedung Ksirarnawa dengan pemasangan lampu sorot, pemutaran musik gamelan khas Bali, pemasangan umbul-umbul/janur di pintu masuk utama, pemasangan neon box yang berisi ucapan selamat datang, dan pemasangan lampu pohon di area-area yang terlihat gelap.
Ia menambahkan, untuk produk-produk kerajinan yang diperjualbelikan juga diminta diberikan penjelasan mengenai produk tersebut baik dari segi bahan dan kelebihan yang dimiliki.
Demikian juga masalah kebersihan toilet umum masih menjadi sorotan. Pastika minta kebersihan toilet diutamakan karena menurutnya kebersihan toilet merupakan cerminan perilaku.
Dengan waktu pelaksanaan PKB yang masih tersisa, pihak panitia diminta untuk mengubah jalur masuk pengunjung yang awalnya dari Kampus ISI agar dikembalikan ke alur lama. Hal ini disebabkan banyaknya keluhan yang diterima dari pengunjung karena terganggu asap penjual sate lewat pintu masuk tersebut.
Hal penting lain yang menjadi perhatian yakni masalah parkir di sepanjang jalan depan Taman Budaya. Pastika mengimbau kepada masyarakat yang mengatasnamakan desa adat dalam menarik retribusi agar tidak memakai pakaian adat dan memungut retribusi yang terlalu murah.
"Tolong jangan merendahkan adat Bali dengan mengatasnamakan desa adat untuk memungut retribusi yang kecil dan mengenakan pakaian adat. Kalau mengatasnamakan adat sekalian saja ditingkatkan untuk mobil Rp50 ribu dan sepeda motor Rp25 ribu sehingga bisa menambah penghasilan bagi desa. Jangan sudah pakai pakaian adat, nariknya murah lagi," tegas Pastika.
Dari evaluasi yang sudah dilakukan, secara umum Pastika menilai pelaksanaan PKB tahun ini sudah jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Hal senada disampaikan Tim Pengawas Pelaksanaan PKB, Prof Wayan Dibia. Guru besar ISI Denpasar itu menyatakan banyak pendapat dari pengunjung yang mengakui pelaksanaan PKB tahun ini sudah lebih baik.
Dari segi pedagang pun menurutnya sudah melakukan tindakan yang solid dalam memberikan standar harga yang sama. Hal lain yang menjadi masukan darinya yaitu terkait penonton yang kurang tertib yang sering memasuki area-area penari, sehingga mengganggu kenyamanan penonton lain.
Pesta Kesenian Bali ke-37 dilaksanakan dari 13 Juni-11 Juli 2015 yang dipusatkan di Taman Budaya, Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015