Belitung (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo mengaku marah soal dwelling time pelabuhan di Indonesia yang masih kalah dengan negara-negara tetangga.
"Yang dihadapi di dunia sekarang adalah kompetisi dan daya saing, kalau tidak bisa bersaing kita tertinggal dan habis," kata Presiden Jokowi, ketika meresmikan pengoperasian Pelabuhan Tanjung Batu Belitung Provinsi Bangka Belitung, Sabtu.
Kepala Negara menyebutkan dwelling time atau penanganan muatan kapal sejak turun dari kapal hingga keluar pelabuhan, juga merupakan indikator daya saing layanan di pelabuhan.
"Negara lain sudah bisa sehari saja, kita masih 4, 5, 7 hari, itu harus dijelaskan," kata Presiden lagi.
Presiden mengatakan, dirinya menanyakan instansi mana yang paling lama dalam penanganan barang di pelabuhan namun tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.
"Itu alasan kenapa saya marah, tapi kemarin belum puasa ditanya instansinya, muter-muter saja, sampai beberapa kali saya tanya," kata Jokowi pula.
Presiden juga menyebutkan konektivitas antarpulau di Indonesia diperlukan karena dua per tiga wilayah Indonesia adalah air.
"Ada 17.000 pulau, kalau konsentrasi ke darat, itu keliru," kata Presiden Jokowi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Yang dihadapi di dunia sekarang adalah kompetisi dan daya saing, kalau tidak bisa bersaing kita tertinggal dan habis," kata Presiden Jokowi, ketika meresmikan pengoperasian Pelabuhan Tanjung Batu Belitung Provinsi Bangka Belitung, Sabtu.
Kepala Negara menyebutkan dwelling time atau penanganan muatan kapal sejak turun dari kapal hingga keluar pelabuhan, juga merupakan indikator daya saing layanan di pelabuhan.
"Negara lain sudah bisa sehari saja, kita masih 4, 5, 7 hari, itu harus dijelaskan," kata Presiden lagi.
Presiden mengatakan, dirinya menanyakan instansi mana yang paling lama dalam penanganan barang di pelabuhan namun tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.
"Itu alasan kenapa saya marah, tapi kemarin belum puasa ditanya instansinya, muter-muter saja, sampai beberapa kali saya tanya," kata Jokowi pula.
Presiden juga menyebutkan konektivitas antarpulau di Indonesia diperlukan karena dua per tiga wilayah Indonesia adalah air.
"Ada 17.000 pulau, kalau konsentrasi ke darat, itu keliru," kata Presiden Jokowi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015