Denpasar (Antara Bali) - Pementasan Drama Tari Sunda Upasunda oleh grup seni Laka-Leke Banjar Nyuh Kuning Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar tampil memukau penonton yang memadati panggung Ayodya Taman Budaya Denpasar, Kamis malam.

Grup Seni Laka Leke Banjar Nyuh Kuning, perkampungan seniman Ubud dalam memeriahkan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-37 menyuguhkan instrumen musik dan atraksi tari tradisional Bali berdurasi 90 menit.

Pembina grup tari tersebut I Made Sudiarta menjelaskan, pementasan tersebut melibatkan 60 orang terdiri atas 25 seniman tari dan 35 seniman tabuh, dengan persiapan sebelumnya sekitar tiga bulan.

Awal mula terbentuknya sanggar tersebut karena adanya Restoran Laka-Leke sekaligus dorong keingin mengembangkan dan melastarikan kesenian pertunjukkan untuk atraksi wisata menghibur tamu yang menikmati makan dan minum di restoran tersebut.

I Made Sudiarta menuturkan Laka-leke berasal dari istilah bahasa daerah Bali yang artinya Lika-liku akibat jalan menuju lokasi restoran memang berliku-liku namun nyaman dilintasi.

Grup Seni Laka-Leke dibentuk sejak tahun 1999 dibina oleh Nyoman Cerita yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar hingga akhirnya kini berkembang untuk mengadakan pementasan di berbagai tempat dan dipercaya tampil dalam arena PKB.

I Made Sudiarta menambahkan, seniman drama tari Laka-Leke memiliki empat jenis tarian yang berbeda, pementasan dilakukan empat kali dalam seminggu yaitu hari Senin, Rabu, Kamis dan Sabtu pada malam hari di restoran tersebut.

Pementasan menceritakan tentang dua raksasa kakak beradik yang bernama Sunda Upasunda, yang tinggal di Kerajaan Goa Raja yang berada di Gunung Widya. Pada suatu saat mereka berkeinginan untuk bersemedi guna menambah kesaktian untuk menguasai tiga dunia.

Dalam proses semedi mereka diuji imannya sehingga di tengah perjalanan mereka tidak tahan dengan godaan bidadari yang bernama Nilotama.

Mereka pun berebut untuk mendapatkan bidadari. Dalam perebutan tersebut terjadilah perang di antara mereka berdua, yang sama-sama menunjukkan kesaktian. Pada akhirnya mereka berdua sadar dengan sifat serakahnya yang sejujurnya tidak mendapatkan apa-apa.

Penampilan grup kesenian Banjar Nyuh Kuning Kecamatan Ubud tersebut mendapat apresiasi penonton. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Gusti Nyoman Adi Purnama Putra

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015