Denpasar (Antara Bali) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengembangkan klaster sapi dan padi di Kabupaten Karangasem untuk mendukung pengendalian harga dan pengembangan ekonomi daerah melalui peningkatan kinerja usaha mikro kecil dan menengah di daerah itu.

"Program ini akan mendorong kemandirian petani agar dapat terus berkelanjutan," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati di Denpasar, Rabu.

Pengembangan klaster padi dan sapi itu diawali dengan penandatanganan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Karangasem yang diwakili oleh Wakil Bupati Karangasem, I Made Sukerana bersama Kepala Perwakilan BI Bali, Dewi Setyowati di Kantor BI di Denpasar.

Dewi menjelaskan bahwa kabupaten yang dikenal Bumi Lahar itu memiliki potensi yang besar untuk pengembangan sapi dengan populasi hewan ternak itu paling banyak terdapat di daerah tersebut yang mencapai hampir 110 ribu berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik 2013.

Meski demikian, potensi tersebut belum tergarap optimal karena masih rendahnya pendanaan, teknologi dan kapasitas sumber daya manusia pertanian.

Belum lagi komoditas sapi selama tiga tahun terakhir, telah menyumbang 13 kali inflasi di Pulau Dewata dan komoditas padi yakni beras yang sudah 16 kali menyumbang inflasi selama tiga tahun terakhir.

"Untuk itu kami perhatian untuk mendorong pengembangan klaster sapi dan padi," ucapnya.

Bank sentral itu dalam tahun ini memberikan bantuan sosial kepada kelompok tani salah satunya di Karangasem total sebanyak Rp491 juta kepada tiga kelompok yakni Kelompok Tani Ternak (KTT) Dukuh Sari, Giri Winangun Sari dan Subak Budakeling.

Bantuan sarana dan prasarana itu meliputi alat dan mesin seperti traktor, motor roda tiga, dan alat lainnya serta bantuan kolam dan embung air mengingat hampir 91 persen wilayah Karangasem merupakan lahan kering.

Pemberian pelatihan juga diberikan salah satunya kepada Kelompok Tani Ternak Dukuh Sari yang mengembangan klaster sapi yang sudah dibina sejak tahun 2014 dengan mengenalkan teknologi membuat pakan ternak alternatif yakni dekomposer MA-11 dengan memanfaatkan limbah seperti kulit kopi dan jerami sebagai pakan termak.

Selain itu dengan mencampurkan MA-11 ke minuman ternak, bau kotoran juga akan berkurang.

Wakil Bupati Karangasem, I Made Sukerana mengapresiasi perhatian dan bantuan yang diberikan oleh bank sentral tersebut kepada petani di daerahnya mengingat masih terbatasnya baik dari finansial maupun sumber daya manusia.

"Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan kepada kami di tengah gencarnya upaya masyarakat, terbatas dan kelemahan kami mengingat hampir 91 persen Karangasem itu wilayah kering dan hanya delapan persen yang lahan basah," katanya.

Dia mengharapkan dengan adanya pengembangan klaster sapi itu mampu mendorong perekonomian masyarakat mengingat dari sekitar 406 ribu jumlah penduduk, hampir 56 persen menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

Pengembangan tersebut, kata dia, juga diharapkan menurunkan jumlah kemiskinan masyarakat karena berdasarkan data tahun 2014 kemiskinan di kabupaten itu melonjak sekitar 5,63 persen dari 17.061 rumah tangga miskin menjadi sekitar 28 ribu rumah tangga miskin. (WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015