Jakarta (Antara Bali) - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, menyebutkan, dirinya dan Panglima Angkatan Bersenjata Malaysia telah sepakat untuk tidak lagi menurunkan pasukan di wilayah Ambalat, namun permasalahan itu akan diselesaikan secara diplomatik.

"Itu semua kami kelola tanpa pendekatan kekerasan. Secara hubungan baik, saya sering hubungi Panglima Angkatan Bersenjata di Malaysia agar sepakat tak ada lagi turunkan pasukan di sana dan tidak perlu ada yang diperebutkan. Masing-masing memahami tidak ada yang perlu diperebutkan di sana, cuma buang-buang energi," ujar Panglima TNI saat ditemui di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa.

Ia juga membenarkan adanya pesawat dan kapal Malaysia yang memasuki wilayah Ambalat, dari data dan informasi personel TNI yang melakukan pengawasan. Namun, pelanggaran terkait batas-batas wilayah tersebut akan diselesaikan melalui hubungan diplomatik kedua negara. "Akan kami kelola dengan konteks politik yang lebih santun, yaitu melalui protes secara diplomatik," katanya.

Laporan mengenai pelanggaran batas wilayah itu, sudah sering disampaikan kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Moeldoko berharap, laporan yang disampaikan dapat ditindaklanjuti sebagai bentuk protes terhadap negara lain.

"Tak ada masalah sebenarnya. Selalu ada (pesawat tempur masuk Indonesia). Ada datanya, mulai dari pelanggaran udara hingga pelanggaran perlintasan laut. Saya sampaikan ke Kemlu melalui Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan agar Menlu melakukan protes secara diplomatik," katanya.

Moeldoko enggan membeberkan data yang dia miliki terkait pelanggaran udara hingga perlintasan laut dimaksud. Dia hanya mengatakan masalah pelanggaran perlintasan tersebut harus tetap dikelola tanpa kekerasan. Hingga Mei 2015, sudah sembilan kali pesawat perang milik militer Malaysia diduga masuk tanpa izin ke wilayah yang berbatasan dengan Kalimantan, yaitu Blok Ambalat. Keberadaan pesawat Malaysia terdeteksi oleh TNI Angkatan Udara.

Komandan Lanud Tarakan Letkol Penerbang Tiopan Hutapea mengatakan, penetrasi pesawat asing memasuki wilayah udara Ambalat ini terpantau oleh Satuan Radar 225 Kosek II Kohanudnas di Tarakan, Kalimantan Utara.

Menurut Mayor Lek M Suarna selaku komandan satuan radar, pesawat Malaysia sering kali melakukan penetrasi. Terpantau, sudah sembilan kali pesawat militer negeri jiran lepas landas dari Tawau dan memasuki wilayah Indonesia di atas perairan Ambalat. (WDY)

Pewarta: Oleh Syaiful Hakim

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015