Denpasar (Antara) - Perdagangan aneka jenis kerajinan bambu dari Bali dalam beberapa bulan belakangan ini sepi, karena pesanan yang diterima dari mitra bisnisnya terutama dari Jepang dan Amerika Serikat sangat lesu.

"Suasana di Desa Bona, Kabupaten Gianyar pusat kerajinan aneka jenis barang kerajinan berbahan baku bambu tampaknya sepi, jarang ada turis dalam maupun luar negeri datang ke sana untuk melihat kerajinan dari bambu," kata Anak Agung Ngurah di bengkel kerjanya Rabu.

Masyarakat Bali yang dinilai kreatif dalam menciptakan barang kerajinan mampu memikat konsumen, namun kondisi ekonomi masyarakat mancanegara belum kondusif seperti yang diharapkan, maka perdagangannya mengalami kelesuan terakhir ini.

Agung Manik menambahkan, pengrajin tetap berproduksi, namun volumenya agak berkuranag sesuai pesanan yang diterima seperti tempat tidur malas yang biasa dibuat menggunakan bahan kayu jati dan sejenisnya, kini bisa dibuat dengan bahan baku bambu.

Pengusaha dan pengrajin sebenarnya cukup kreatif dalam menciptakan rancang bangun (desain) yang diinginkan pasar seperti kursi dan meja tamu yang dipadukan dengan rotan, sesuai gambar yang diberikan mitra bsinisnya di luar negeri dengan kualitas sesuai permintaan.

Bambu tidak saja dijadikan barang furniture, juga bisa dianyam dibuat gedeg lembaran, supaya tahan terhadap rayap, pengrajin memolesi lembaran gedek dengan disinfektan, setelah dijemur, gedek siap diekspor.

Hanya saja kondisi ekonomi konsumen yang menjadi permasalahan sehingga pesanan yang diterima berkurang, oleh sebab itu pengusaha dan masyarakat pengrajin bambu memerlukan pasar baru untuk bisa merealisasikan hasil karyanya ke pasar luar negeri, kata Agung Ngurah.

Sementara itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali dalam laporannyamenyebutkan bahwa perolehan devisa dari aneka barang seni berbahan baku bambu hanya bernilai 3,2 juta dolar AS selama Januari-April 2015 dengan mengapalkan 2,6 juta pcs.

Perolehan devisa tersebut melorot hingga 67,6 persen jika dibandingkan dengan awal tahun 2014 mencapai 10 juta dolar AS atas pengapalan 3,7 juta pcs selama empat bulan awal 2014. Perabotan rumah tangga ini terbanyak diperdagangkan untuk konsumen Amerika Serikat. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015