Denpasar (Antara Bali) - Sejumlah pemilik warung makan di Denpasar ibukota Provinsi Bali mengeluhkan mahalnya harga kebutuhan pokok yang berakibat menurunnya pendapatan bersih (Omzet) jenis usaha tersebut.

"Hampir semua jenis bahan pokok mengalami kenaikan di pasaran, mulai dari daging, telur, bawang merah, bawang putih, dan lain-lainnya," kata Made Rani (40), seorang pemilik warung di kota setempat, Kamis.

Ia mengatakan, kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut mengakibatkan omzetnya menurun sekitar 15 persen, karena harus menutupi biaya bahan baku yang membengkak. "Dalam sehari saya bisa belanja sekitar Rp500.000, dulu paling banyak hanya Rp350.000 saja sudah dapat membeli berbagai jenis bahan makanan," ungkap dia.

Made Rani menambahkan, pihaknya takut menaikan harga makanan berbagai jenis karena takut kehilangan pelanggan yang selama ini selalu membeli makan di warung miliknya. "Harga nasi campur berisi ayam, sayur, sate, dan kuah tetap yakni Rp10.0000 per porsi, saya takut menaikan harga, takut langganan beralih ke warung lain, mengingat warung makan di Denpasar banyak," imbuhnya.

Zainal (34), seorang pedagang nasi padang di kota setempat juga mengeluhkan hal yang sama, ia mengeluhkan harga daging ayam dan telur yang melambung tinggi di pasaran. "Daging ayam mengalami kenaikan yang signifikan, kemarin saya membeli di pasar harganya sudah mencapai Rp36.000 perkilogram, padahal sebelumnya hanya Rp24.000, saya bingung, padahal sebagian besar jenis makanan memakai telur dan ayam, ditambah lagi harga sayur yang mengalami kenaikan," kata dia.

Zainal berharap, harga kebutuhan pokok dapat segera turun agar dapat meringankan bebannya yang hanya sebagai pedagang kecil. "Saya berharap segera turun, jujur saja, kenaikan semua jenis kebutuhan pokok membenani fikiran saya sejak beberapa hari terakhir, belum lagi bulan Ramadhan sudah dekat, saya dituntut untuk mengumpukan uang lebih banyak," keluhnya. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015