Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan agar jamu dapat menjadi salah satu ciri khas Indonesia dengan lebih gencar mempromosikannya pasar internasional dan menggenjot industri nusantara.
"Jamu merupakan warisan budaya kita, saya kira kita harus secara serius mengembangkan jamu ini sebagai produk yang memberikan citra bahwa jamu adalah Indonesia dan Indonesia adalah jamu," ujar Presiden Jokowi dalam pidatonya sebelum membuka Musyawarah Nasional gabungan pengusaha jamu nasional ke-7 di Istana Negara, Senin.
Presiden juga menambahkan bahwa selama ini penjualan jamu ke luar negeri masih terhambat karena ketatnya sistem proteksi untuk produk makanan dan minuman. "Namun jika produk ekspor jamu berupa aroma therapy masih bisa lebih mudah masuk ke pasar luar negeri," tambah Presiden Jokowi yang mengaku sudah rutin minum jamu temulawak dan jahe sejak 17 tahun yang lalu.
Selain itu, pemerintah juga memiliki tugas untuk melakukan pembinaan, pengawasan serta proteksi untuk memperbaiki industri jamu. "Untuk memajukan industri jamu tanah air, diharapkan pemerintah bisa mendapatkan informasi segala rintangan yang menahan berkembangnya industri jamu," ujar Jokowi.
Untuk itu, presiden menambahkan pemerintah juga memiliki tugas untuk memajukannindustri jamu dengan berkordinasi dengan sejumlah kementeriam yaitu Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pariwisata.
Demi mencegah pengakuan jamu oleh negara lain, Presiden Jokowi juga mengingatkan untuk tidak lupa mematenkan Jamu sebagai produk asli Indonesia. Menurut ketua Gabungan Pengusaha Jamu Nasional Charles Saerang, jamu merupakan aset nasional yang berpotensi besar, namun saat ini semakin ditinggalkan. "Untuk itu, Jamu sebagai peninggalan leluhur harus dilestarikan dan dipromosikan," ujar Charles. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Jamu merupakan warisan budaya kita, saya kira kita harus secara serius mengembangkan jamu ini sebagai produk yang memberikan citra bahwa jamu adalah Indonesia dan Indonesia adalah jamu," ujar Presiden Jokowi dalam pidatonya sebelum membuka Musyawarah Nasional gabungan pengusaha jamu nasional ke-7 di Istana Negara, Senin.
Presiden juga menambahkan bahwa selama ini penjualan jamu ke luar negeri masih terhambat karena ketatnya sistem proteksi untuk produk makanan dan minuman. "Namun jika produk ekspor jamu berupa aroma therapy masih bisa lebih mudah masuk ke pasar luar negeri," tambah Presiden Jokowi yang mengaku sudah rutin minum jamu temulawak dan jahe sejak 17 tahun yang lalu.
Selain itu, pemerintah juga memiliki tugas untuk melakukan pembinaan, pengawasan serta proteksi untuk memperbaiki industri jamu. "Untuk memajukan industri jamu tanah air, diharapkan pemerintah bisa mendapatkan informasi segala rintangan yang menahan berkembangnya industri jamu," ujar Jokowi.
Untuk itu, presiden menambahkan pemerintah juga memiliki tugas untuk memajukannindustri jamu dengan berkordinasi dengan sejumlah kementeriam yaitu Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pariwisata.
Demi mencegah pengakuan jamu oleh negara lain, Presiden Jokowi juga mengingatkan untuk tidak lupa mematenkan Jamu sebagai produk asli Indonesia. Menurut ketua Gabungan Pengusaha Jamu Nasional Charles Saerang, jamu merupakan aset nasional yang berpotensi besar, namun saat ini semakin ditinggalkan. "Untuk itu, Jamu sebagai peninggalan leluhur harus dilestarikan dan dipromosikan," ujar Charles. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015