Denpasar (Antara Bali) - Akademisi Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Warmadewa (Unwar) Denpasar, Ir Gede Sudiarta MSi mengimbau nelayan di Pulau Dewata yang menggunakan alat tangkap jaring insang atau "gill net" di perairan laut dalam harus menyesuaikan ukuran mata jaringnya.
"Penggunaan alat tangkap jaring insang dengan ukuran mata jaring lebih kecil di perairan dalam akan mengakibatkan semua jenis ikan tergerus masuk ke perangkap tersebut," ujar Sudiarta saat dihubungi di Denpasar, Minggu.
Ia mengakui sering menemukan nelayan di beberapa kabupaten dan kota di Bali yang menggunakan "gill net" dengan ukuran mata jaringnya sangat kecil di bawah dua inci atau tiga centimeter saat melaut di perairan laut dalam.
Pada dasarnya penggunaan jaring insang itu dapat dioperasikan dimana saja, namun penggunaannya harus tetap menyesuaikan ukuran mata jaringnya.
Namun, yang menjadi permasalahan penggunaan alat tangkap "gill net" itu, lanjut dia, mata jaring yang digunakan tidak sesuai dengan lokasi penangkapan.
"Kalau pengoperasian alat tangkap itu di laut dangkal diperbolehkan menggunakan `gill net` yang ukurannya lebih kecil dan begitu juga sebaliknya," ujarnya
Oleh sebab itu, ia mengimbau kepada nelayan yang menggunakan alat tangkap "gill net" tersebut mematuhi aturan untuk ukuran mata jaring itu disesuaikan dengan lokasi penangkapan agar sumber daya perikanan dapat diambil secara lebih lestari.
"Dengan upaya itu, tujuan pemerintah dalam pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan," ujarnya.
Ia mengakui semua nelayan di kabupaten dan kota di Bali rata-rata menggunakan alat tangkap tersebut. "Penggunaan alat tangkap gill net itu dioperasikan oleh nelayan di Pantai Kedonganan, Jimbara, Badung. Kemudian, Pantai Sanur, Denpasar," ujarnya.
Selain itu, nelayan di Kabupaten Karangasem, Buleleng, Tabanan, Jembrana dan Nusa Penida (Kungkung) juga menggunakan alat tangkap "gill net" itu.
"Terkadang nelayan tidak memperhatikan ukuran mata jaring yang digunakan sehingga berdasarkan ketentuan itu apabila masyarakat pesisir menangkap ikan tongkol ukuran mata `gill net` minimal dua inci atau kurang lebih lima sampai enam centimeter," ujarnya.(SRW/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Penggunaan alat tangkap jaring insang dengan ukuran mata jaring lebih kecil di perairan dalam akan mengakibatkan semua jenis ikan tergerus masuk ke perangkap tersebut," ujar Sudiarta saat dihubungi di Denpasar, Minggu.
Ia mengakui sering menemukan nelayan di beberapa kabupaten dan kota di Bali yang menggunakan "gill net" dengan ukuran mata jaringnya sangat kecil di bawah dua inci atau tiga centimeter saat melaut di perairan laut dalam.
Pada dasarnya penggunaan jaring insang itu dapat dioperasikan dimana saja, namun penggunaannya harus tetap menyesuaikan ukuran mata jaringnya.
Namun, yang menjadi permasalahan penggunaan alat tangkap "gill net" itu, lanjut dia, mata jaring yang digunakan tidak sesuai dengan lokasi penangkapan.
"Kalau pengoperasian alat tangkap itu di laut dangkal diperbolehkan menggunakan `gill net` yang ukurannya lebih kecil dan begitu juga sebaliknya," ujarnya
Oleh sebab itu, ia mengimbau kepada nelayan yang menggunakan alat tangkap "gill net" tersebut mematuhi aturan untuk ukuran mata jaring itu disesuaikan dengan lokasi penangkapan agar sumber daya perikanan dapat diambil secara lebih lestari.
"Dengan upaya itu, tujuan pemerintah dalam pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan," ujarnya.
Ia mengakui semua nelayan di kabupaten dan kota di Bali rata-rata menggunakan alat tangkap tersebut. "Penggunaan alat tangkap gill net itu dioperasikan oleh nelayan di Pantai Kedonganan, Jimbara, Badung. Kemudian, Pantai Sanur, Denpasar," ujarnya.
Selain itu, nelayan di Kabupaten Karangasem, Buleleng, Tabanan, Jembrana dan Nusa Penida (Kungkung) juga menggunakan alat tangkap "gill net" itu.
"Terkadang nelayan tidak memperhatikan ukuran mata jaring yang digunakan sehingga berdasarkan ketentuan itu apabila masyarakat pesisir menangkap ikan tongkol ukuran mata `gill net` minimal dua inci atau kurang lebih lima sampai enam centimeter," ujarnya.(SRW/ADT)
Editor : I Nyoman Aditya T I
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015