Denpasar (Antara Bali) - Tim Forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah belum mengotopsi jenazah korban penusukan, Herman (44) yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A, Kerobokan, Denpasar, Bali.
"Belum ada permintaan untuk tindakan otopsi," kata Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit di Denpasar, Kamis.
Ia menuturkan korban diterima di Instalasi Kamar Jenazah (IKJ) RSUP Sanglah, pada Rabu (13/5) sore dan langsung dilakukan pemeriksaan luar.
Dari hasil pemeriksaan luar, kata dia, ditemukan tiga luka tusukan di dada kiri dan dua pada lengan kiri bawah korban.
"Ketiga luka tersebut yang mengakibatkan korban meninggal dunia di bagian dada kiri," ujarnya.
Dilihat dari luka di lengan tersebut, lanjut dia, menandakan korban sempat melakukan perlawanan atau menangkis saat akan ditusuk.
"Dilihat dari waktu kematian korban diketahui meninggal kurang dari 8 jam sebelum diperiksa," ujarnya.
Sementara itu, kata Alit, korban sebelum dinyatkan meninggal, sempat mendapatkan penangnan medis di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
"Saat ini jenazah korban masih dititipkan di IKJ RSUP Sanglah karena menunggu pihak keluarga," ujarnya.
Kejadian itu, terjadi di Lapas Kerobokan, Denpasar, Bali, Rabu (13/5) sore, yang menyebabkan satu korban meninggal dan satu korban, Andre (35) menjalani perawatan cukup serius di IGD.
Korban penusukan yang selamat, Andre (35) saat ditemui di RSUP Sanglah mengakui pelaku penusukan itu dalam kondisi stres berat. "Memang orangnya agak stress-stressan," ujarnya.
Ia menuturkan kejadian tersebut terjadi di ruangan Blok I, dimana secara tiba-tiba pelaku penusukan, Jepri (33) mengamuk. Namun, saat korban berusaha menenangkan malah ditusuk pelaku.
Pelaku yang yang saat itu mengamuk, mengambil kayu berbentuk runcing di kamar mandi milik tahanan tersebut. "Saya tidak tau dari mana pelaku mengambil benda itu," ujar Hermawan yang sudah menjalani masa penahanan selama delapan bulan itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Belum ada permintaan untuk tindakan otopsi," kata Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit di Denpasar, Kamis.
Ia menuturkan korban diterima di Instalasi Kamar Jenazah (IKJ) RSUP Sanglah, pada Rabu (13/5) sore dan langsung dilakukan pemeriksaan luar.
Dari hasil pemeriksaan luar, kata dia, ditemukan tiga luka tusukan di dada kiri dan dua pada lengan kiri bawah korban.
"Ketiga luka tersebut yang mengakibatkan korban meninggal dunia di bagian dada kiri," ujarnya.
Dilihat dari luka di lengan tersebut, lanjut dia, menandakan korban sempat melakukan perlawanan atau menangkis saat akan ditusuk.
"Dilihat dari waktu kematian korban diketahui meninggal kurang dari 8 jam sebelum diperiksa," ujarnya.
Sementara itu, kata Alit, korban sebelum dinyatkan meninggal, sempat mendapatkan penangnan medis di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
"Saat ini jenazah korban masih dititipkan di IKJ RSUP Sanglah karena menunggu pihak keluarga," ujarnya.
Kejadian itu, terjadi di Lapas Kerobokan, Denpasar, Bali, Rabu (13/5) sore, yang menyebabkan satu korban meninggal dan satu korban, Andre (35) menjalani perawatan cukup serius di IGD.
Korban penusukan yang selamat, Andre (35) saat ditemui di RSUP Sanglah mengakui pelaku penusukan itu dalam kondisi stres berat. "Memang orangnya agak stress-stressan," ujarnya.
Ia menuturkan kejadian tersebut terjadi di ruangan Blok I, dimana secara tiba-tiba pelaku penusukan, Jepri (33) mengamuk. Namun, saat korban berusaha menenangkan malah ditusuk pelaku.
Pelaku yang yang saat itu mengamuk, mengambil kayu berbentuk runcing di kamar mandi milik tahanan tersebut. "Saya tidak tau dari mana pelaku mengambil benda itu," ujar Hermawan yang sudah menjalani masa penahanan selama delapan bulan itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015