Denpasar (Antara Bali) - Pengamat Pariwisata Dr. I Made Suarta, SH., M.Hum. mengungkapkan, Bali terkenal ke berbagai penjuru dunia sejak awal menerapkan konsep pariwisata budaya, yakni seni budaya dan adat yang lestari menjadi salah satu daya tarik yang unik.

"Tradisi (adat), seni budaya Bali yang mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Pulau Dewata tetap lestari diwarisi dari satu generasi ke generasi berikutnya," kata Dr. I Made Suarta, SH., M.Hum. yang juga Rektor Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Bali di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan, oleh sebab itu Bali jangan dirusak dengan konsep-konsep lain, namun tetap menjunjung tinggi pariwisata budaya, karena budaya Bali yang membuat Bali diminati para pelancong.

Semua upaya dan pembangunan yang berkaitan dengan Bali harus mendukung budaya setempat, jangan sampai menghilangkan budaya untuk memuluskan keinginan segelintir kepentingan saja.

"Pesatnya perkembangan pariwisata jangan sampai mempengaruhi budaya Bali. Silahkan semua fasilitas pariwisata menganut konsep modern, namun menyangkut konsep pariwisata tetap berlandaskan budaya dan agama Hindu yang dianut masyarakat Bali," ujarnya.

Ia mengharapkan, pemerintah kabupaten, provinsi dan pelaku pariwisata jangan sampai mengabaikan budaya Bali yang selama ini terkenal memiliki "taksu".

"Taksu" Bali menurutnya menjadi pelindung dan benteng terakhir dari segala ancaman-ancaman yang datang dari luar.

"Pemerintah daerah harus menjaga budaya Bali, jangan malah merusak demi kepentingan investor yang tidak menghargai budaya Bali," ujar Made Suarta.

Menyinggung pariwisata kreatif, Made Suarta sangat mendukungnya, namun, harus selaras dengan budaya di Bali.

"Pariwisata kreatif sangat bagus, namun harus sejalan dengan pariwisata budaya. Wisatawan mancanegara datang ke Bali untuk mencari budayanya yang unik bukan malah mencari hal lain di luar itu," ujarnya. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015