Denpasar (Antara Bali) - Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali menyosialisasikan cara pembuatan biopori dan pengolahan sampah kepada anggota Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bali, di Denpasar, Rabu.

"Biopori ini merupakan salah satu metode untuk memanen air, sekaligus dapat dihasilkan kompos, sehingga ketika hujan, air itu tidak langsung lari ke selokan maupun sungai," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali Gede Suarjana di sela acara sosialisasi tersebut.

Menurut dia, lewat lubang biopori itu dapat dihambat aliran air saat hujan, atau istilahnya air hujan bisa "parkir" sehingga dapat meresap ke tanah. Jika semakin banyak biopori, maka kian banyak pula daerah resapan yang bisa terbentuk.

Pihaknya bahkan berencana akan meluncurkan gerakan pembuatan 1.000 biopori pada 5 Juni 2015 serangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup.

"Sedangkan untuk pengelolaan sampah, kami sengaja menyosialisasikan kepada Dharma Wanita karena kami pandang kaum ibu turut menyumbang produksi sampah, jika dirata-ratakan sekitar 17 sampah tas kresek setiap harinya. Mereka kami harapkan dapat `menularkannya` kepada yang lain," ujarnya.

Suarjana menambahkan, keberadaan sampah di Bali saat ini sudah menjadi momok karena jumlahnya yang besar yakni sekitar 10.030 meter kubik perhari. Dari jumlah tersebut, sampah plastik sebanyak 680 meter kubik (12 persen), sampah anorganik lainnya 939 meter kubik (17 persen) dan sampah organik 3.681 meter kubik (71 persen).

Ketua Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bali Nyonya Cokorda Istri Anom Pemayun berterima kasih kepada jajaran BLH Bali yang telah menyosialisasikan cara pembuatan biopori dan juga pengolahan sampah.

"Dengan adanya pengetahuan ini, kami Dharma Wanita Provinsi Bali akan mulai memilah sampah. Kami akan berusaha memilah-milah sampah di rumah tangga dan juga bisa membuat pupuk sendiri, selanjutnya juga belajar membuat biopori," katanya.

Menurut dia, acara tersebut berguna sekali apalagi disampaikan tentang bahaya plastik. "Harapan kami ke depannya bisa disosialisasikan secara lebih luas pada masyarakat, dan mari kita perangi sampah plastik," ujar istri Sekda Bali itu.

Pada kesempatan itu juga dipraktikkan cara membuat biopori, cara memanen kompos, maupun membuat mikroorganisme lokal (MOL) untuk pengolahan sampah organik. (WDY)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015