Denpasar (Antara Bali) - Arsip Nasional Republik Indonesia dengan Korea Selatan sepakat menandatangani kerja sama di bidang kearsipan menyangkut pengembangan teknologi hingga sumber daya manusia.
Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh pimpinan kedua lembaga itu yang dilaksanakan pada pembukaan Pertemuan Dewan Eksekutif "International Council on Archives" (ICA) dan Seminar Internasional Kearsipan yang disaksikan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi di Sanur, Denpasar, Selasa.
"Dengan adanya kerja sama dan pertemuan ini akan meningkatkan kemampuan Arsip Nasional Republik Indonesia untuk memiliki pengelolaan arsip berkelas dunia. Kerja sama internasional ini juga untuk mendapatkan dokumentasi sejarah dunia yang akan memperkaya pengetahuan," katanya.
Adapun isi nota kesepakatan itu di antaranya menyangkut pertukaran ahli dan teknologi bagi pengembangan pengelolaan arsip, pertukaran salinan bahan-bahan kearsipan dan pameran.
Selain itu juga kerja sama bidang publikasi bersama mengenai bahan-bahan kesejarahan dan penyelenggaraan pelatihan, loka karya dan seminar bersama.
Terkait dengan kerja sama yang menitikberatkan sumber daya manusia, Yuddy mengharapkan aparatur di bidang kearsipan mampu berperan lebih baik bagi penyediaan informasi dan dokumentasi bagi pengembagan ilmu dan sejarah serta meningkatkan aksesebilitas masyarakat.
"Aparatur di bidang arsip ini diharapkan melakukan transfer pengetahuan, informasi dan pengalaman bagaimana mengelola arsip dan menyebarluaskan kepada rakyat dan menjadi sarana mengembangkan inovasi dan kreatifitas yang memiliki nilai ekonomi," ucapnya.
Sementara itu Kepala ANRI, Mustari Irawan, menjelaskan bahwa kerja sama dengan negeri gingseng tersebut memperluas kerja sama bidang kearsipan setelah dengan sejumlah negara di antaranya Tiongkok, Belanda, Australia dan beberapa negara ASEAN.
Kerja sama itu diharapkan mendukung pengelolaan arsip Tanah Air termasuk mencari arsip nasional yang masih terbatas dimiliki oleh lembaga tersebut.
Selain kerja sama yang melibatkan dua negara, penguatan organisasi internasional juga dilaksanakan guna meningkatkan pengelolaan dan tugas arsip pada 199 negara yang tergabung dalam ICA.
ANRI, lanjut dia, menjadi tuan rumah pelaksanaan pertemuan ICA di Sanur, Denpasar, 28 April hingga 1 Mei 2015.
Pertemuan itu diikuti oleh sekitar 52 orang perwakilan 13 regional ICA di dunia mulai dari Amerika Latin, Arab, Karibia, Afrika Tengah, Asia Timur, Afrika Timur, Tengah dan Selatan, Afrika Barat, Asia Tenggara, Amerika Utara, Eropa, Pasifik hingga Eurasia.
"Pertemua ICA kali ini membahas program kerja dalam mendukung tugas dan fungsi Arsip Nasional negara anggota," ucap Mustari. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh pimpinan kedua lembaga itu yang dilaksanakan pada pembukaan Pertemuan Dewan Eksekutif "International Council on Archives" (ICA) dan Seminar Internasional Kearsipan yang disaksikan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi di Sanur, Denpasar, Selasa.
"Dengan adanya kerja sama dan pertemuan ini akan meningkatkan kemampuan Arsip Nasional Republik Indonesia untuk memiliki pengelolaan arsip berkelas dunia. Kerja sama internasional ini juga untuk mendapatkan dokumentasi sejarah dunia yang akan memperkaya pengetahuan," katanya.
Adapun isi nota kesepakatan itu di antaranya menyangkut pertukaran ahli dan teknologi bagi pengembangan pengelolaan arsip, pertukaran salinan bahan-bahan kearsipan dan pameran.
Selain itu juga kerja sama bidang publikasi bersama mengenai bahan-bahan kesejarahan dan penyelenggaraan pelatihan, loka karya dan seminar bersama.
Terkait dengan kerja sama yang menitikberatkan sumber daya manusia, Yuddy mengharapkan aparatur di bidang kearsipan mampu berperan lebih baik bagi penyediaan informasi dan dokumentasi bagi pengembagan ilmu dan sejarah serta meningkatkan aksesebilitas masyarakat.
"Aparatur di bidang arsip ini diharapkan melakukan transfer pengetahuan, informasi dan pengalaman bagaimana mengelola arsip dan menyebarluaskan kepada rakyat dan menjadi sarana mengembangkan inovasi dan kreatifitas yang memiliki nilai ekonomi," ucapnya.
Sementara itu Kepala ANRI, Mustari Irawan, menjelaskan bahwa kerja sama dengan negeri gingseng tersebut memperluas kerja sama bidang kearsipan setelah dengan sejumlah negara di antaranya Tiongkok, Belanda, Australia dan beberapa negara ASEAN.
Kerja sama itu diharapkan mendukung pengelolaan arsip Tanah Air termasuk mencari arsip nasional yang masih terbatas dimiliki oleh lembaga tersebut.
Selain kerja sama yang melibatkan dua negara, penguatan organisasi internasional juga dilaksanakan guna meningkatkan pengelolaan dan tugas arsip pada 199 negara yang tergabung dalam ICA.
ANRI, lanjut dia, menjadi tuan rumah pelaksanaan pertemuan ICA di Sanur, Denpasar, 28 April hingga 1 Mei 2015.
Pertemuan itu diikuti oleh sekitar 52 orang perwakilan 13 regional ICA di dunia mulai dari Amerika Latin, Arab, Karibia, Afrika Tengah, Asia Timur, Afrika Timur, Tengah dan Selatan, Afrika Barat, Asia Tenggara, Amerika Utara, Eropa, Pasifik hingga Eurasia.
"Pertemua ICA kali ini membahas program kerja dalam mendukung tugas dan fungsi Arsip Nasional negara anggota," ucap Mustari. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015