Mamuju (Antara Bali) - Universitas Negeri Sulawesi Barat (Unsulbar) berencana meneliti biji pepaya untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan obat ginjal.

"Kami ikut berperan aktif dalam penelitian dan pengabdian yang masuk dalam program Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti). Salah satu usulan dari sekian yang diajukan ialah tentang pemanfaatan biji pepaya sebagai obat ginjal," kata Dosen Biologi Fakultas MIPA Unsulbar, Nurhikma saat menjadi pemateri dalam kegiatan Workshop Peningkatan Kapasitas Perguran Tinggi Negeri Baru oleh kementerian Ristek Dikti bekerja sama dengan Unsulbar di Majene, Senin.

Menurutnya, untuk tahun 2015 ini maka Unsulbar mendapat alokasi untuk mengirimkan puluhan usulan penelitian dan pengabdian ke Kemenristek Dikti dan salah satu yang cukup menarik ialah meneliti kandungan biji papaya sebagai obat ginjal itu.

"Sebelumnya sudah ada penelitian di lab dan ditemukan kandungan obat biji pepaya, sehingga untuk mengujinya lebih jauh kemanfaatannya, kami tim dari dosen Biologi Unsulbar akan melakukan penelitian lebih lanjut, kami ingin meneliti biji papaya itu untuk obat ginjal," kata Nurhikma.

Workshop Peningkatan Kapasitas Perguran Tinggi Negeri Baru itu sendiri akan berlangsung selama tiga hari. Pada hari pertama dan kedua akan diisi dengan bimbingan teknis pembuatan proposal tentang pengusulan penelitian dan pengabdian ke pemerintah pusat. Hadir sebagai pemateri kegiatan workshop ini salah satunya adalah Prof Abu Bakar Tawali yang juga merupakan pe-review penelitian dan pengabdian tingkat nasional.

Pada kesempatan itu, Prof Abu Bakar banyak memberikan teknik pembuatan proposal sesuai standar termasuk dalam pemilihan judul penelitian dan judul pengabdian masyarakat. Pada saat pembukaan acara workshop, Rektor Unsulbar Akhsan Djalaluddin mengapresiasi kepercayaan dari pusat (Kemenristek Dikti) terkait program penelitian dan pengabdian. (WDY)

Pewarta: Oleh Aco Ahmad

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015