Negara (Antara Bali) - Nahkoda yang mengemudikan kapal di Selat Bali diminta waspada terhadap cuaca buruk, yang beberapa hari belakangan sering terjadi di selat yang memisahkan Pulau Jawa dan Bali tersebut.
"Kami mendapatkan prediksi kondisi cuaca, dan untuk Selat Bali serta beberapa perairan lainnya, potensial diterpa cuaca buruk. Kami minta nahkoda waspada," kata Kepala Syahbandar Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana Nyoman Daelon Wirawan, Rabu.
Menurutnya, cuaca buruk yang datang berupa hujan lebat serta angin kencang, yang otomatis akan berpengaruh terhadap ombak dan arus Selat Bali.
Kepada seluruh nahkoda, menurutnya, sudah diimbau untuk terus berkoordinasi dengan BMKG, seperti yang pihaknya lakukan.
"Cuaca di Selat Bali cepat berubah, karena itu koordinasi dengan BMKG terus kami lakukan, demikian juga yang harus dilakukan nahkoda," ujarnya.
Ia mencontohkan, Selasa (21/4) sore sempat terjadi cuaca buruk dengan mendung tebal hitam, dan ombak besar, yang membuat otoritas Pelabuhan Gilimanuk sempat menutup penyeberangan sekitar satu jam.
Saat dihubungi Rabu sore, ia mengaku, mendung gelap terlihat di Selat Bali, namun pelayaran masih bisa dilakukan meskipun ombak mulai besar.
"Kalau cuaca terus memburuk, kami pasti akan menutup sementara penyeberangan di Selat Bali. Keselamatan penumpang menjadi prioritas kebijakan kami," katanya.
Untuk menghindari kecelakaan laut, saat cuaca buruk biasanya otoritas Pelabuhan Gilimanuk menutup sementara penyeberangan, hingga cuaca membaik dan aman untuk kapal berlayar.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kami mendapatkan prediksi kondisi cuaca, dan untuk Selat Bali serta beberapa perairan lainnya, potensial diterpa cuaca buruk. Kami minta nahkoda waspada," kata Kepala Syahbandar Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana Nyoman Daelon Wirawan, Rabu.
Menurutnya, cuaca buruk yang datang berupa hujan lebat serta angin kencang, yang otomatis akan berpengaruh terhadap ombak dan arus Selat Bali.
Kepada seluruh nahkoda, menurutnya, sudah diimbau untuk terus berkoordinasi dengan BMKG, seperti yang pihaknya lakukan.
"Cuaca di Selat Bali cepat berubah, karena itu koordinasi dengan BMKG terus kami lakukan, demikian juga yang harus dilakukan nahkoda," ujarnya.
Ia mencontohkan, Selasa (21/4) sore sempat terjadi cuaca buruk dengan mendung tebal hitam, dan ombak besar, yang membuat otoritas Pelabuhan Gilimanuk sempat menutup penyeberangan sekitar satu jam.
Saat dihubungi Rabu sore, ia mengaku, mendung gelap terlihat di Selat Bali, namun pelayaran masih bisa dilakukan meskipun ombak mulai besar.
"Kalau cuaca terus memburuk, kami pasti akan menutup sementara penyeberangan di Selat Bali. Keselamatan penumpang menjadi prioritas kebijakan kami," katanya.
Untuk menghindari kecelakaan laut, saat cuaca buruk biasanya otoritas Pelabuhan Gilimanuk menutup sementara penyeberangan, hingga cuaca membaik dan aman untuk kapal berlayar.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015