Jakarta (Antara Bali) - Uji Latih Jantung atau "Exercise Stress Testing "
(EST) sangat penting untuk menentukan kebugaran fisik sehingga
diketahui olahraga yang tepat bagi seseorang, kata pakar jantung.
"Olahraga sangat baik bagi kesehatan, tapi bagi yang berusia 40 tahun ke atas, harus melakukan EST terlebih dahulu untuk menentukan pilihan olahraga," ujar pakar penyakit jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Harapan Kita Dr dr Basuni Radi Sp Jp (K) di Jakarta, Minggu.
EST dapat dilakukan dengan menggunakan "treadmill" atau "ergocycle" serta merekam denyut jantung. Uji itu untuk mengetahui seberapa besar tingkat kebugaran fisik yang dimiliki seseorang.
Ada beberapa kasus kematian mendadak karena olahraga yang tidak tepat. Contohnya legislator yang juga aktor Adjie Massaid yang meninggal usai bermain futsal. "Banyak orang yang meninggal mendadak ketika berolahraga tenis, futsal, bola, dan sepeda. Umumnya ketika berolahraga, mereka tidak mengetahui tingkat kebugaran fisik yang dimilikinya," terang dia.
EST adalah salah satu tes yang sering digunakan dalam upaya memeriksa ada tidaknya kemungkinan penyakit jantung koroner. "Uji itu juga dapat dipakai untuk menentukan tingkat kebugaran seseorang, baik untuk keperluan menentukan pekerjaan, keamanan melakukan latihan di masyarakat atau di pusat olahraga, atau membuat program latihan fisik bagi penderita penyakit jantung," katanya.
Bagi penderita penyakit jantung, tes itu juga digunakan untuk menentukan stratifikasi kemungkinan serangan jantung dan mendeteksi kemungkinan ada tidaknya gangguan irama jantung baik sebelum maupun setelah pengobatan atau tindakan. "Usia 40 tahun ke atas umumnya berisiko jantung, oleh karena itu perlu uji untuk merekam denyut jantung," ungkap dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Olahraga sangat baik bagi kesehatan, tapi bagi yang berusia 40 tahun ke atas, harus melakukan EST terlebih dahulu untuk menentukan pilihan olahraga," ujar pakar penyakit jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Harapan Kita Dr dr Basuni Radi Sp Jp (K) di Jakarta, Minggu.
EST dapat dilakukan dengan menggunakan "treadmill" atau "ergocycle" serta merekam denyut jantung. Uji itu untuk mengetahui seberapa besar tingkat kebugaran fisik yang dimiliki seseorang.
Ada beberapa kasus kematian mendadak karena olahraga yang tidak tepat. Contohnya legislator yang juga aktor Adjie Massaid yang meninggal usai bermain futsal. "Banyak orang yang meninggal mendadak ketika berolahraga tenis, futsal, bola, dan sepeda. Umumnya ketika berolahraga, mereka tidak mengetahui tingkat kebugaran fisik yang dimilikinya," terang dia.
EST adalah salah satu tes yang sering digunakan dalam upaya memeriksa ada tidaknya kemungkinan penyakit jantung koroner. "Uji itu juga dapat dipakai untuk menentukan tingkat kebugaran seseorang, baik untuk keperluan menentukan pekerjaan, keamanan melakukan latihan di masyarakat atau di pusat olahraga, atau membuat program latihan fisik bagi penderita penyakit jantung," katanya.
Bagi penderita penyakit jantung, tes itu juga digunakan untuk menentukan stratifikasi kemungkinan serangan jantung dan mendeteksi kemungkinan ada tidaknya gangguan irama jantung baik sebelum maupun setelah pengobatan atau tindakan. "Usia 40 tahun ke atas umumnya berisiko jantung, oleh karena itu perlu uji untuk merekam denyut jantung," ungkap dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015