Denpasar (Antara Bali) - Menjelang panen harga kopi Bali yang selama ini menjadi mata dagangan ekspor tetap bertahan di tingkat petani, khususnya di kabupaten Jembrana, Buleleng maupun Kabupaten Bangli, untuk jenis arabika dan robusta.
"Produktivitas kopi rata-rata mencapai 728 kg/ha/tahun, dengan musim panen (arabika, robusta) pada Mei-September dan harga diharapkan tetap stabil," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran di Denpasar, Minggu.
Ia mengakui, harga sejumlah hasil perkebunan terjadi fluksuasi karena semua itu mengikuti mekanisme pasar, ada yang anjlok seperti cengkeh bunga kering dari Rp130.000 per kg kini Rp100.000 per kg, tembakau rajangan naik dari Rp50.000 menjadi Rp60.000 per kg.
Petani Bali harus tetap berbangga karena kopi jenis arabika yang tumbuh di kawasan wisata Kintamani memiliki sejumlah keunggulan dan telah mendapatkan sertifikat IG (Indikasi Geografis) pada tahun 2014 dan menjadi matadagangan ekspor.
Dewa Made Buana Duwuran menjelaskan, dengan masuknya kopi arabika Kintamani sebagai komoditas unggulan nasional, berdampak terhadap prospek pengembangan komoditas tersebut di masa mendatang, lebih mengairahkan petani pekebun di daerah tujuan wisata Pulau Dewata.
Kopi arabika Kintamani yang tumbuh di daerah berhawa sejuk itu telah mendapatkan sertifikat IG, diharapkan petani semakin bergairah dalam memperluas areal tanaman dan semakin laku ke pasaran mancanegara.
Ia mengakui, harga hasil perkebunan yang ada di Bali cukup stabil belakangan ini akan membantu dalam meningkatkan pendapatan petani, sebab lancarnya perdagangan hasil perkebunan di dalam negeri maupun ekspor cukup disyukuri.
Ada pun harga hasil perkebunan rakyat daerah ini per 10 April 2015 adalah sebagai berikut. Kopi arabika jenis OSE WP Rp51.000 per kilogram, OSE DP Rp26.000 per kilogram, kopi robusta Rp32.000 per kilogram, kakao biji Fermentasi Rp32,000 per kilogram, biji non fermentasi Rp30.500 per kilogram.
Jambu mete biji gelondong biasa Rp11.000 per kilogram, biji gelondong organik Rp14.000 per kilogram, cengkeh bunga kering Rp 100.000 per kilogram, gagang kering Rp20.000 per kilogram. Vanili polong basah Rp20.000 per kilogram, tembakau Rp 60.000 per kilogram. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Produktivitas kopi rata-rata mencapai 728 kg/ha/tahun, dengan musim panen (arabika, robusta) pada Mei-September dan harga diharapkan tetap stabil," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran di Denpasar, Minggu.
Ia mengakui, harga sejumlah hasil perkebunan terjadi fluksuasi karena semua itu mengikuti mekanisme pasar, ada yang anjlok seperti cengkeh bunga kering dari Rp130.000 per kg kini Rp100.000 per kg, tembakau rajangan naik dari Rp50.000 menjadi Rp60.000 per kg.
Petani Bali harus tetap berbangga karena kopi jenis arabika yang tumbuh di kawasan wisata Kintamani memiliki sejumlah keunggulan dan telah mendapatkan sertifikat IG (Indikasi Geografis) pada tahun 2014 dan menjadi matadagangan ekspor.
Dewa Made Buana Duwuran menjelaskan, dengan masuknya kopi arabika Kintamani sebagai komoditas unggulan nasional, berdampak terhadap prospek pengembangan komoditas tersebut di masa mendatang, lebih mengairahkan petani pekebun di daerah tujuan wisata Pulau Dewata.
Kopi arabika Kintamani yang tumbuh di daerah berhawa sejuk itu telah mendapatkan sertifikat IG, diharapkan petani semakin bergairah dalam memperluas areal tanaman dan semakin laku ke pasaran mancanegara.
Ia mengakui, harga hasil perkebunan yang ada di Bali cukup stabil belakangan ini akan membantu dalam meningkatkan pendapatan petani, sebab lancarnya perdagangan hasil perkebunan di dalam negeri maupun ekspor cukup disyukuri.
Ada pun harga hasil perkebunan rakyat daerah ini per 10 April 2015 adalah sebagai berikut. Kopi arabika jenis OSE WP Rp51.000 per kilogram, OSE DP Rp26.000 per kilogram, kopi robusta Rp32.000 per kilogram, kakao biji Fermentasi Rp32,000 per kilogram, biji non fermentasi Rp30.500 per kilogram.
Jambu mete biji gelondong biasa Rp11.000 per kilogram, biji gelondong organik Rp14.000 per kilogram, cengkeh bunga kering Rp 100.000 per kilogram, gagang kering Rp20.000 per kilogram. Vanili polong basah Rp20.000 per kilogram, tembakau Rp 60.000 per kilogram. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015