Tabanan (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengajak masyarakat di daerah itu untuk mewujudkan komitmen dan kepedulian terhadap kelestarian danau dengan gerakan yang konkret.
"Jika tidak ada gerakan, maka 20 tahun yang akan datang dipastikan Danau Buyan ini akan berubah menjadi daratan karena proses sedimentasi yang sangat cepat," kata Pastika pada acara Gerakan Danau Bersih (Gerdasih) Lestari dalam Rangkaian Hari Air Sedunia dan Hari Hutan Internasional di Danau Buyan, Tabanan, Jumat.
Dengan melihat kondisi danau di Bali khususnya Danau Buyan, dia mengajak masyarakat untuk mengambil langkah menjaga kelestarian seperti melakukan gerakan bersih-bersih danau, membuat trash-trap (penangkap sampah) dan sediment trap (penangkap sedimen), dan penghijauan.
Selain itu, Pastika menekankan pentingnya merumuskan program aksi yang sinergis antara pemerintah pusat, pemerintah daerah serta sektor yang berkepentingan pada danau tersebut.
Mantan Kapolda Bali itu juga menyampaikan pemerintah kabupaten yang mewilayahi danau agar melakukan penyadaran kepada masyarakat, pengawasan, pengendalian terhadap limbah yang masuk ke danau serta menertibkan kegiatan usaha yang berpotensi mengancam kelestarian danau.
"Ke depannya, saya berharap danau dapat dikelola menjadi wisata organik yang dikaitkan dengan filosofi Sad Kertih yaitu memelihara kelestarian alam dan lingkungan kita salah satunya Danu Kertih yang harus kita terapkan bersama-sama dan tidak hanya dalam prosesi ritual upacara keagamaan," harapnya.
Pastika berharap kegiatan tersebut dapat bermanfaat serta dapat dilaksanakan secara berkelanjutan sampai ke seluruh pelosok desa di Bali.
Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali Gede Suarjana mengemukakan Gerakan Danau Bersih (Gerdasih) Lestari dilaksanakan dalam rangkaian Hari Air Sedunia pada 22 Maret 2015 dan Hari Hutan Internasional pada 21 Maret 2015 Dengan Tema "Satukan Langkah, Lindungi Ekosistem Danau, Demi Kelangsungan Hidup Anak Cucu Kita".
Danau Buyan dipilih sebagai lokasi karena sudah mengalami pendangkalan atau sedimentasi yang sekarang memiliki kedalaman 79,1 meter yang pada tahun 1987 memiliki kedalaman 86,7 meter dan hampir seperempat permukaan ditutupi oleh gulma.
Suarjana juga melaporkan rangkaian kegiatan dalam gerakan danau bersih juga akan dilakukan penanaman 1.500 pohon dengan jenis tanaman cemara pandak, keben, cemara geseng, rasa mala, ampupu, mahoni, tanaman akar wangi, dan beberapa tanaman langka endemik Bedugul yang disiapkan oleh Dinas Kehutanan, BPTH, Dinas Perkebunan dan BLH.
Selain itu, juga dilaksanakan pelepasan benih ikan nila sebanyak 30.000 ekor di Danau Buyan dan 10.000 ekor di waduk Renon Gerokgak.
Gerdasih juga dilanjutkan dengan pelepasan satwa langka dilindungi jenis Burung Elang Bondol, Curik, dan jenis burung habitat Hutan Batukaru sebagai upaya pelestarian fauna yang disiapkan oleh Balai konservasi Sumberdayaa Alam Bali.
Sedangkan peserta Gerdasih berjumlah 1.500 orang yang melibatkan unsur pemerintah, TNI, Kepolisian, akademisi, pramuka, BUMN, pengusaha dan masyarakat.
Selain Gerdasih, kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan kegiatan pasar murah, safari kesehatan, penyerahan motor roda tiga pengangkut sampah, dan bedah rumah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Jika tidak ada gerakan, maka 20 tahun yang akan datang dipastikan Danau Buyan ini akan berubah menjadi daratan karena proses sedimentasi yang sangat cepat," kata Pastika pada acara Gerakan Danau Bersih (Gerdasih) Lestari dalam Rangkaian Hari Air Sedunia dan Hari Hutan Internasional di Danau Buyan, Tabanan, Jumat.
Dengan melihat kondisi danau di Bali khususnya Danau Buyan, dia mengajak masyarakat untuk mengambil langkah menjaga kelestarian seperti melakukan gerakan bersih-bersih danau, membuat trash-trap (penangkap sampah) dan sediment trap (penangkap sedimen), dan penghijauan.
Selain itu, Pastika menekankan pentingnya merumuskan program aksi yang sinergis antara pemerintah pusat, pemerintah daerah serta sektor yang berkepentingan pada danau tersebut.
Mantan Kapolda Bali itu juga menyampaikan pemerintah kabupaten yang mewilayahi danau agar melakukan penyadaran kepada masyarakat, pengawasan, pengendalian terhadap limbah yang masuk ke danau serta menertibkan kegiatan usaha yang berpotensi mengancam kelestarian danau.
"Ke depannya, saya berharap danau dapat dikelola menjadi wisata organik yang dikaitkan dengan filosofi Sad Kertih yaitu memelihara kelestarian alam dan lingkungan kita salah satunya Danu Kertih yang harus kita terapkan bersama-sama dan tidak hanya dalam prosesi ritual upacara keagamaan," harapnya.
Pastika berharap kegiatan tersebut dapat bermanfaat serta dapat dilaksanakan secara berkelanjutan sampai ke seluruh pelosok desa di Bali.
Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali Gede Suarjana mengemukakan Gerakan Danau Bersih (Gerdasih) Lestari dilaksanakan dalam rangkaian Hari Air Sedunia pada 22 Maret 2015 dan Hari Hutan Internasional pada 21 Maret 2015 Dengan Tema "Satukan Langkah, Lindungi Ekosistem Danau, Demi Kelangsungan Hidup Anak Cucu Kita".
Danau Buyan dipilih sebagai lokasi karena sudah mengalami pendangkalan atau sedimentasi yang sekarang memiliki kedalaman 79,1 meter yang pada tahun 1987 memiliki kedalaman 86,7 meter dan hampir seperempat permukaan ditutupi oleh gulma.
Suarjana juga melaporkan rangkaian kegiatan dalam gerakan danau bersih juga akan dilakukan penanaman 1.500 pohon dengan jenis tanaman cemara pandak, keben, cemara geseng, rasa mala, ampupu, mahoni, tanaman akar wangi, dan beberapa tanaman langka endemik Bedugul yang disiapkan oleh Dinas Kehutanan, BPTH, Dinas Perkebunan dan BLH.
Selain itu, juga dilaksanakan pelepasan benih ikan nila sebanyak 30.000 ekor di Danau Buyan dan 10.000 ekor di waduk Renon Gerokgak.
Gerdasih juga dilanjutkan dengan pelepasan satwa langka dilindungi jenis Burung Elang Bondol, Curik, dan jenis burung habitat Hutan Batukaru sebagai upaya pelestarian fauna yang disiapkan oleh Balai konservasi Sumberdayaa Alam Bali.
Sedangkan peserta Gerdasih berjumlah 1.500 orang yang melibatkan unsur pemerintah, TNI, Kepolisian, akademisi, pramuka, BUMN, pengusaha dan masyarakat.
Selain Gerdasih, kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan kegiatan pasar murah, safari kesehatan, penyerahan motor roda tiga pengangkut sampah, dan bedah rumah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015