Wisatawan mancanegara yang berliburan ke Bali, terutama dari negara di kawasan Asia Pasifik, sangat tertarik dan menyenangi keindahan panorama alam pantai di Pulau Dewata.

Masyarakat internasional yang berliburan ke Bali setiap tahunnya hampir 4.000.000 orang itu, 60 persen di antaranya dari negara-negara di kawasan Asia Pasifik yang sangat menyenangi pantai dan aktivitas lainnya yang berkaitan dengan pantai.

Dengan keindahan pantai dan lautnya, sejumlah objek wisata pantai di Bali ramai dikunjungi wisatawan, seperti kawasan Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Pantai Kuta, Sanur, dan objek wisata Tanah Lot di Kabupaten Tabanan.

Atas dasar itu Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali melakukan gerakan kebersihan di Pantai Goa Lawah yang berdekatan dengan Pantai Kusamba di Kabupaten Klungkung, Bali, dengan harapan kedua pantai tersebut menjadi salah satu daya tarik wisman ke Bali timur.

Wakil Bupati Klungkung Made Kasta memberikan apresiasi atas keikutsertaan anggota HPI dalam gerakan kebersihan menjaga dan meningkatkan kebersihan lingkungan.

Belasan pramuwisata melakuka bersih bersih di pantai dengan menyasar sampah plastik yang berserakan di kedua objek wisata itu. Bali sebagai salah satu tujuan wisata wajib dijaga kebersihanya. Kebersihan Bali adalah tanggung jawab bersama tidak hanya mengandalkan pemerintah.

Jika pantai kotor, para guide juga yang mendapat protes paling pertama dari wisman. Kalau pantai kotor, guide yang diprotes. bila pantai bersih, guide bisa terseyum. Kegiatan bersih bersih itu juga menjelang digelarnya Festival Semarapura yang pelaksanaannya bersamaan dengan Puputan Klungkung pertengahan April 2015, tutur Dewa Saputra yang memimpin kegiatan sosial tersebut.

Bupati Klungkung Nyoman Suwirta mengatakan bahwa pihaknya segera menata sentra pembuatan garam di sepanjang Pantai Gua Lawah menjadi salah satu objek wisata baru. Dengan penataan pantai yang mengedepankan kelestarian lingkungan dan kebersihan akan muncul dua fungsi sekaligus, yakni dari sisi ekonomi dan pariwisata.

Oleh sebab itu, Pemkab Klungkung segera menata Pantai Gua Lawah menjadi objek wisata baru setelah melihat antusiasme dari wisatawan yang melihat proses pembuatan garam tradisional.

Pantai Gua Lawah yang berada di jalur utama Denpasar-Karangasem, Bali timur itu relatif cukup ramai dikunjungi wisatawan, bahkan mereka melihat dari dekat petani garam yang menggunakan konsep tradisional dalam membuatan garam, salah satu kebutuhan dapur.

Untuk itu, pantai yang berdekatan dengan salah satu Pura Sad Kahyangan (pura besar) Gua Lawah itu akan ditata menjadi tempat terintegrasi antara petani garam, nelayan, dan areal publik.

Semua itu akan dikemas menjadi satu kesatuan sehingga sekali kerja, ada dampak ganda yang bisa masuk, yakni petani garam tidak lagi ramai-ramai beralih pekerjaan. Pasalnya, dalam beberapa tahun terakhir jumlah petani garam berkurang.

Penataan kawasan pantai itu mulai dilakukan pada tahun 2015 dengan menggunakan dana APBD setempat yang akan dilakukan secara berlanjut hingga tuntas pada masa mendatang.

Upaya tersebut juga diimbangi dengan pembinaan, pendampingan, dan berbagai kemudahan lainnya untuk petani garam dan nelayan dengan harapan mereka nantinya mampu mandiri dengan tingkat penghasilan dan kesejahteraan yang memadai.

Kemas Hasil Petani

Bupati Nyoman Suwirta, pria kelahiran Nusa Penida, sebuah pulau yang terpisah dengan daratan Bali yang masuk wilayah Kabupaten Klungkung itu, bertekad meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan petani garam dan nelayan.

Salah satu upaya yang dilakukannya akan mengemas garam hasil produksi para petani di Pantai Kusamba dan Pantai Gua Lawah agar nilai ekonomisnya menjadi lebih tinggi.

Lewat kemasan yang lebih bagus ditambah kadar yodiumnya sesuai dengan ketentuan yang layak konsumsi, diharapkan semua pasar di Kabupaten Klungkung bisa menyerap produksi garam yang dihasikan petani tersebut.

Garam yang dihasilkan petani setempat selama ini sering kali kadar yodiumnya kurang sehingga ke depan hal itu tidak terulang lagi. Dalam hal ini, pihaknya telah menugasi Dinas Kesehatan setempat untuk mengkaji kandungan yodium yang layak masuk pasar.

Pemasaran garam hasil petani Kabupaten Klungkung nantinya tidak muluk-muluk diarahkan untuk ekspor, tetapi paling tidak untuk memenuhi semua pasar yang ada di Klungkung dahulu. "Kami tidak ingin mengajak petani garam berawang-awang untuk ekspor karena dari sisi kuantitasnya tidak akan banyak juga," katanya.

Pemkab Klungkung juga meneruskan upaya pembinaan terhadap petani garam sehingga mereka menjadi lebih berdaya dari sisi produksi maupun pemasarannya.

Upaya Pemkab Klungkung memberdayakan petani garam sekaligus menata pantai untuk kepentingan pariwisata itu sejalan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan pemenuhan kebutuhan garam skala industri secara bertahap hingga sepenuhnya dapat tercapai pada tahun 2016.

Menurut Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil KKP Sudirman Saad, pihaknya ingin 50 persen garam industri pada tahun 2015 bisa diproduksi, dan sisanya pada tahun berikutnya (2016). (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015