Denpasar (Antara Bali) - Asisten Bidang Pembangunan dan Ekonomi Pemprov Bali Ketut Wija mengatakan, kalangan investor Malaysia tertarik ikut mengelola Rumah Sakit Internasional Bali Mandara yang pada 2015 dimulai tahap pembangunannya.

"Kemarin sudah kami tawarkan potensi-potensi investasi di Bali, salah satunya rencana pembangunan rumah sakit internasional dan nampaknya mereka tertarik," katanya di Denpasar, Kamis.

Wija mengatakan, pihaknya menawarkan potensi investasi di Bali itu lewat Lembaga Pertubuhan Warisan Kebudayaan Malaysia-Makassar yang mengadakan kunjungan ke Kantor Gubernur Bali pada Rabu (18/3).

"Lembaga Pertubuhan itu terdiri atas para pengusaha atau investor dan sudah membawa investasi ke tempat-tempat lain seperti Makassar," ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, tambah Wija, mereka berjanji akan datang kembali ke Pulau Dewata dan pertemuan kemarin itu merupakan penjajakan awal.

Menurut dia, memang tidak menutup kemungkinan investor asing turut dalam pengelolaan RS Internasional Bali Mandara, terutama dari sisi manajemennya karena dari anggaran yang disiapkan Pemprov Bali jumlahnya terbatas.

"Jika investor Malaysia berminat, tentu harus ada hitung-hitungannya supaya jelas berapa investasinya dan bagaimana model kerja samanya. Sejauh ini kami belum menetapkan pola perbandingan anggaran kerja sama, hal itu tergantung juga berapa tawaran mereka," katanya.

Mantan Kadisdikpora Bali itu mengemukakan, bisa juga kerja sama pembangunan fisik 50 persen dikerjakan oleh Pemprov Bali dan sisanya oleh investor, atau tidak menutup kemungkinan untuk penyediaan alat kesehatan, serta kerja sama dari sisi manajemennya.

"Yang jelas, kami masih menunggu penawaran-penawaran dari berbagai investor terkait bentuk pengelolaannya seperti apa," ujar Wija.

Beberapa waktu sebelumnya, ucap dia, juga sudah ada beberapa investor dari Singapura dan Tiongkok yang menyatakan tertarik pula berinvestasi untuk pembangunan RS yang akan dibangun di atas lahan seluas 2,95 hektare milik Pemprov Bali itu.

Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan rumah sakit yang sedianya dimulai dibangun pada 2012 tersebut akan berkapasitas 200 tempat tidur yang 30-35 persen diperuntukkan bagi pasien kelas III.

"Hal itu karena diharapkan dapat membantu pasien yang menggunakan layanan kesehatan Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) sehingga rujukan dari kabupaten bisa ditampung di situ," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015