Jakarta (Antara Bali) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengajukan usul pinjaman luar negeri lebih dari Rp15 miliar dolar AS untuk menjamin pelaksanaan proyek infrastruktur prioritas selama lima tahun ke depan.
"Sekarang lagi dilengkapi semua untuk diserahkan ke Bappenas. Setelah itu Bappenas kelola lagi detailnya sebelum disetujui Wapres," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono dalam rilis Pusat Komunikasi Publik Kemenpupera yang diterima di Jakarta, Kamis.
Usul pinjaman luar negeri dari Kemenpupera senilai 15-23 miliar dolar AS untuk menjamin pelaksanaan proyek infrastruktur prioritas selama lima tahun ke depan. Prioritas pinjaman akan dialokasikan untuk mendukung pengadaan akses air minum dan sanitasi layak yang mencapai 5 miliar dolar AS.
"Hal tersebut dalam upaya mendukung komitmen MDGs guna mengurangi masyarakat yang tidak dapat akses air minum. Bahkan ditargetkan 100 persen air aman untuk diminum," katanya.
Sementara untuk pembangunan jalan tol diusulkan senilai miliar dolar AS, konektivitas berupa pembangunan jalan dan jembatan 2 miliar dolar AS, serta untuk pembangunan waduk diusulkan 1,5 miliar dolar AS. Untuk rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi diusulkan 1,6 miliar dolar AS dan 1,6 miliar dolar AS untuk pembangunan perumahan.
Menurut Basuki, pemerintah memilih memanfaatkan dana pinjaman luar negeri karena dinilai masih memberikan fasilitas kredit yang ringan. Sebagian besar sumber pinjaman berasal dari Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) dan Bank Dunia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Sekarang lagi dilengkapi semua untuk diserahkan ke Bappenas. Setelah itu Bappenas kelola lagi detailnya sebelum disetujui Wapres," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono dalam rilis Pusat Komunikasi Publik Kemenpupera yang diterima di Jakarta, Kamis.
Usul pinjaman luar negeri dari Kemenpupera senilai 15-23 miliar dolar AS untuk menjamin pelaksanaan proyek infrastruktur prioritas selama lima tahun ke depan. Prioritas pinjaman akan dialokasikan untuk mendukung pengadaan akses air minum dan sanitasi layak yang mencapai 5 miliar dolar AS.
"Hal tersebut dalam upaya mendukung komitmen MDGs guna mengurangi masyarakat yang tidak dapat akses air minum. Bahkan ditargetkan 100 persen air aman untuk diminum," katanya.
Sementara untuk pembangunan jalan tol diusulkan senilai miliar dolar AS, konektivitas berupa pembangunan jalan dan jembatan 2 miliar dolar AS, serta untuk pembangunan waduk diusulkan 1,5 miliar dolar AS. Untuk rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi diusulkan 1,6 miliar dolar AS dan 1,6 miliar dolar AS untuk pembangunan perumahan.
Menurut Basuki, pemerintah memilih memanfaatkan dana pinjaman luar negeri karena dinilai masih memberikan fasilitas kredit yang ringan. Sebagian besar sumber pinjaman berasal dari Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) dan Bank Dunia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015